PM Ishiba Berupaya Cari Dukungan Partai Lain
PM Jepang, Shigeru Ishiba
TOKYO - Perdana Menteri Jepang yang kini terpuruk, Shigeru Ishiba, sedang berupaya menjajaki kemungkinan berkolaborasi dengan partai lain setelah partainya kehilangan mayoritas dalam pemilu, media lokal melaporkan Selasa (29/10).
Hasil resmi menunjukkan bahwa Partai Demokrat Liberal (LDP) yang diketuai Ishiba dan partai mitra juniornya, Komeito, menderita hasil pemilu terburuk sejak 2009 dalam pemungutan suara yang digelar Minggu (27/10) lalu.
Salah satu alasan utama kekalahan LDP adalah kemarahan pemilih atas skandal penggelapan dana partai yang turut menenggelamkan perdana menteri sebelumnya, Fumio Kishida, setelah tiga tahun menjabat.
Ishiba mengatakan pada Senin (28/10) bahwa ia tidak akan mengundurkan diri meskipun mengalami kekacauan dan mengindikasikan bahwa ia akan memimpin pemerintahan minoritas karena ia belum mempertimbangkan koalisi yang lebih luas pada saat ini.
Namun laporan media pada Selasa mengatakan LDP sedang berunding dengan partai-partai oposisi tentang pengaturan untuk memastikan Ishiba tetap dapat meloloskan undang-undang dan juga tetap menjadi perdana menteri.
Bersama dengan partai Komeito, LDP, yang telah memerintah Jepang hampir tanpa henti selama tujuh dekade, memenangkan 215 dari total 465 kursi di majelis rendah parlemen.
Salah satu calon partai penentu kemenangan adalah Partai Demokratik untuk Rakyat (DPP), yang perolehan 28 kursinya akan mendorong koalisi LDP-Komeito melewati ambang batas 233 untuk memperoleh mayoritas.
Menurut surat kabar Yomiuri, PM Ishiba telah memutuskan untuk mencari koalisi sebagian dengan DPP yang berhaluan tengah, yang manifestonya mencakup subsidi untuk mengurangi tagihan energi.
"Jika ada permintaan pembicaraan antara pimpinan partai, tidak ada alasan untuk menolaknya, meskipun itu tergantung pada apa yang akan kita bahas," kata pemimpin DPP, Yuichiro Tamaki, pada Selasa. "Pembicaraan antara sekretaris jenderal partai saat ini sedang berlangsung dan ada berbagai komunikasi, tetapi saya tidak merasa ada sesuatu yang konkret sedang berlangsung," imbuh dia.
Pemungutan Suara
Yomiuri pun melaporkan bahwa PM Ishiba juga mempertimbangkan untuk meminta dukungan DPP saat parlemen memberikan suara apakah ia akan melanjutkan jabatannya sebagai perdana menteri ketika pemungutan suara digelar 11 November mendatang.
Namun juga ada kemungkinan besar yang mendekati DPP dalam upaya untuk menjadi perdana menteri adalah Yoshihiko Noda, ketua Partai Demokrat Konstitusional (CDP), yang perolehan kursinya meningkat dari 96 pada pemilihan terakhir menjadi 148.
Namun hal ini tampaknya kurang mungkin mengingat oposisi terdiri dari delapan partai yang berbeda, sementara memori tentang periode penuh gejolak pemerintahan oposisi antara tahun 2009 dan 2012 masih membekas, kata para analis.
"Kemungkinan penyerahan kekuasaan kepada oposisi bukanlah nol, tetapi ada terlalu banyak partai oposisi sehingga tidak satupun dari mereka dapat mencapai mayoritas," kata Yu Uchiyama, seorang profesor ilmu politik di Universitas Tokyo.
Jika tidak ada yang menang pada putaran pertama pemungutan suara perdana menteri, dua kandidat teratas akan maju ke putaran kedua. Pemenang pemungutan suara tersebut kemudian menjadi perdana menteri, terlepas dari apakah mereka mempunyai mayoritas atau tidak. AFP/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya