Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kualitas Udara I KTT Asean Hari Pertama, Polusi Udara 12 Kali Lebih dari Standar WHO

PLTU Batu Bara dan Kendaraan Bermotor Penyebab Polusi Tinggi di Jakarta

Foto : ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN

MEMBAHAYAKAN KESEHATAN I Pemerintah terus membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar padahal emisinya membuat kualitas udara Jakarta sangat buruk dan membahayakan kesehatan masyarakat.

A   A   A   Pengaturan Font

Terkait dengan polusi, oleh berbagai kalangan, pemerintah didesak mengakui kalau Jakarta itu dikepung polusi dan kondisi semakin buruk karena tiupan angin laut yang membawa ke dalam kota. Sepanjang pemerintah tidak mengakui kalau penyebab polusi adalah kendaraan bermotor dan PLTU batu bara, maka masalahnya tidak akan selesai.

Beberapa wacana seperti electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar sudah berkali-kali hendak diterapkan, tetapi selalu gagal karena diduga salah satu produsen kendaraan terbesar di Tanah Air tidak setuju.

Padahal, kendaraan pribadi seharusnya diganti dengan transportasi umum yang memadai seperti bus yang tiap 5 menit ada. Dengan frekuensinya yang tinggi maka penumpang tidak pernah merasa harus memunyai kendaraan.

Masalahnya, anggaran pemerintah tidak pernah diarahkan ke hal yang paling efisien itu. Kalau itu dilakukan maka dana yang dihemat luar biasa besarnya. Sebenarnya kalau pemda bertekad, maka pendapatan dari pajak lain akan naik. Sebaliknya, kalau publik dibuat terperangkap dalam perjalanan kemacetan maka akan menggerus daya beli masyarakat, sehingga perekonomian turun, termasuk pendapatan daerah.

Saat ini di Jakarta, 50 persen waktu atau hampir 13 jam dihabiskan di luar rumah, sehingga hubungan dengan keluarga tidak produktif. Kondisi tersebut dibiarkan selama puluhan tahun, karena kepentingan industri otomotif pasti bertentangan dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Muhamad Ma'rup, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top