Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Piye Iki, BBM Naik Jadi Momentum Beralih ke Angkutan Umum Tapi Kok Tarifnya Malah Ikut Naik

Foto : Istimewa

Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Ki Darmaningtyas, mengatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mestinya bisa menjadi momentum untuk mengajak masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor.

Selama ini, angkutan umum memang belum menjadi pilihan utama masyarakat saat bepergian. Kendaraan pribadi dinilai lebih murah, praktis, dan fleksibel sesuai dengan jadwal yang dapat diatur sendiri. Sedangkan transportasi umum belum bisa menjangkau semua wilayah, orang yang mau naik transportasi umum juga tidak bisa menentukan jadwal sendiri, harus ikut jadwal transportasi umum tersebut.

"Memang, fasilitas angkutan umum, terutama di luar Jakarta memang masih jelek," kata Darmaningtyas, Senin (5/9).

Namun dengan adanya kenaikan harga BBM, apalagi kalau disertai dengan kenaikan tarif parkir, harapannya masyarakat akan mau beralih menggunakan angkutan umum karena jika dihitung-hitung lebih murah dibandingkan jika dia menggunakan kendaraan pribadi. Namun catatannya, semua pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus bisa membangun angkutan umum yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan terjangkau.

Permasalahan lain, ternyata naiknya harga BBM seperti Solar, Pertalite, dan Pertamax berlaku untuk semua kalangan, tanpa terkecuali. Akibatnya, pelaku usaha angkutan umum juga ikut terdampak kenaikan harga BBM ini. Hal itu membuat mereka mau tidak mau juga harus menaikkan tarifnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top