Pinjaman IMF Jangan Sampai Jadi Beban Baru bagi Negara Miskin
JAKARTA - Persetujuan negara-negara G20 menggunakan dana darurat anggota IMF untuk membantu negara-negara miskin diharapkan penggunaannya betul-betul efektif. Dana sebesar 650 miliar dollar Amerika Serikat (AS) itu diperuntukkan bagi negara-negara miskin dalam bentuk pinjaman berbunga rendah hingga tanpa bunga atau nol persen.
Pakar Ekonomi dari Universitas Brawijaya Malang, Munawar Ismail, mengatakan
pinjaman IMF itu harus mampu memulihkan ekonomi negara-negara penerima dan tidak memberatkan mereka, apalagi sampai menjadi beban baru. "Memang yang perlu disentuh pertama dari pinjaman lunak IMF ini adalah negara miskin yang kehilangan sumber pendapatan karena kesejahteraannya sangat terganggu. Kalau tidak diberi, mereka akan mati," kata Munawar.
Dengan bunga yang rendah diharapkan tidak memberatkan mereka di kemudian hari. Apalagi, pandemi telah menghentikan berbagai aktivitas produksi, dan dunia usaha macet, sehingga kemampuan pengembalian pinjaman negara-negara miskin sangat terganggu.
Secara terpisah, Pakar Ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Atmajaya Jakarta, Yohanes B. Suhartoko, mengatakan penambahan dana yang diberikan akan sangat membantu negara-negara miskin.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya