Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Radikal

Petinggi ISIS Bahrum Naim Dikabarkan Tewas di Suriah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kuala Lumpur - Pemimpin Islamic State in Iraq and al-Sham (ISIS) di Suriah dan instruktur pembuat bom berpengaruh asal Indonesia, Bahrum Naim, 34 tahun, tewas dalam serangan pesawat tanpa awak di Suriah.

Demikian keterangan dari sumber keamanan setempat, Rabu (4/7). "Bahrum Naim tewas oleh serangan pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat di Suriah sebelum bulan Ramadan," kata sumber keamanan regional dikutip dari Channel NewsAsia.

Bahrum banyak melakukan propaganda melalui internet untuk meradikalisasi dan memengaruhi banyak orang di Indonesia agar bergabung dengan ISIS di Suriah.

Bahrum jugalah yang merekrut orang- orang untuk menjadi pelaku bom bunuh diri, termasuk pemboman bunuh diri tahun 2016 lalu dan penembakan di sebuah kafe di Jakarta yang menewaskan empat warga sipil dan melukai lebih dari 20 orang.

Informasi tentang tewasnya Bahrum ini juga pernah dilaporkan pada November tahun lalu. Namun, pihak berwenang tidak memverifikasi kematiannya saat itu.

Sementara itu, pejabat keamanan regional berharap dengan kematian Bahrum Naim ini dapat melemahkan propaganda ISIS dan pendanaan teroris di Indonesia dalam jangka pendek.

"Bahrum Naim sangat berpengaruh. Ia mempengaruhi banyak orang untuk bergabung dengan ISIS. Ia juga mengajarkan orang-orang bagaimana caranya membuat bom melalui aplikasi Telegram, di mana ia mengunggah banyak panduan membuat bom," ujar sumber itu.

Bahrum Naim juga dikenal sebagai sumber pendanaan utama untuk serangan dan kegiatan teror di Indonesia.

Ia masuk dalam daftar sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2017 karena berpartisipasi dalam pembiayaan, perencanaan, memfasilitasi, mempersiapkan, dan atau melakukan tindakan atau kegiatan untuk mendukung ISIS serta merekrut orangorang untuk organisasi teror.

Baca Juga :
JEMBATAN DARURAT

"Dengan kematiannya, paling tidak itu akan mengurangi laju propaganda ISIS, rekrutmen orang-orang untuk bergabung, tutorial pembuatan bom, dan pendanaan untuk aksi teror di Indonesia," tutup sumber itu. gmn/CNA/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top