Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Peternak Sapi Diminta Bangun Industri Pupuk

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

KUNINGAN - Dampak negatif dari merebaknya kotoran sapi di wilayah Sentra Sapi Perah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, sudah sangat mengkhawatirkan dan meresahkan. Jika hal ini tidak segera diatasi, bisa berujung pada krisis sosial antara peternak sapi dengan masyarakat sekitar.

"Karena itu, saya mendorong koperasi peternak sapi dan koperasi susu yang ada di Kuningan untuk membangun pabrik pupuk dan gas berbasis kotoran sapi," kata Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Kadir Damanik, pada acara sosialisasi pola kemitraan usaha rantai nilai/pasok antara KUMKM dengan usaha besar, di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (15/5).

Untuk membangun industri pupuk dan gas berbasis kotoran hewan tersebut, Damanik mengajak beberapa stakeholder lain dari pihak usaha besar, seperti PT Pupuk Indonesia (holding), PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Kujang, untuk bermitra dengan pelaku koperasi peternak dan susu di Kuningan.

"Kita juga menggandeng Kemenristekdikti dan Kementerian ESDM yang menyangkut teknologi pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk dan energi," katanya.

Damanik berharap kemitraan yang terjalin antara usaha besar dengan KUMKM ini sifatnya bisa saling memperkuat, saling menguntungkan, dan saling membesarkan. "Bila sebelumnya kotoran sapi langsung dijadikan pupuk, sekarang diubah dulu menjadi sumber energi gas. Bila ingin menjadi sumber listrik, harus ada penambahan investasi pembelian genset," jelas dia.

Untuk mengubah menjadi energi gas, Damanik mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menggandeng Dinas ESDM Provinsi Jabar untuk menyediakan sebanyak 100 unit digester, yaitu sebuah teknologi yang bisa mengubah kotoran sapi menjadi gas atau energi listrik.

"Dalam proses menjadi gas, digester tetap menyisakan ampas kotoran yang nantinya akan diolah bersama Petrokimia menjadi pupuk organik. Tugas Pupuk Kujang adalah menampung dan memasarkan hasil gas dan pupuk dari Kuningan," ungkapnya.

Untuk mewujudkan kemitraan saling menguntungkan itu, diyakini Pemkab Kuningan dapat menyiapkan lahan yang dibutuhkan bagi pengembangan industri gas dan pupuk berbasis kotoran sapi di Kuningan. "Minimal dua hektare lahan yang dibutuhkan, dan saya yakin itu ada. Apalagi, dalam kemitraan ini semua dalam koordinasi dengan Pemkab Kuningan yang membawahi peternak sapi, investor, Kemenkop UKM, dan kementerian lain," ujar Damanik.

Cemarkan Lingkungan

Sementara itu, Bupati Kuningan, Acep Purnama mengakui adanya polemik di tengah masyarakat terkait dengan belum tertata dengan baik pengaturan limbah kotoran sapi yang dihasilkan kurang lebih sekitar 8.000 peternak sapi di seluruh Kuningan.

"Limbah kotoran sapi dianggap mencemarkan lingkungan dan menghasilkan bau menyengat tak sedap. Banyak komplain datang dari wisatawan. Lebih dari itu, di hilir banyak kolam ikan dan sawah yang juga terkena dampak," ungkap dia.

Karena itu, Acep menyambut baik solusi yang ditawarkan Kemenkop dan UKM dengan memanfaatkan dan membangun potensi dari limbah kotoran sapi. "Saya yakin kita dapat menyelesaikan kotoran sapi sebagai masalah sosial menjadi sebuah potensi ekonomi yang besar," tandasnya. tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top