Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Sektor Pertanian

Petani Hortikultura Merana Empat Bulan Terakhir

Foto : ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah diminta serius memperhatikan petani hortikultura sebab nilai tukar petani (NTP) subsektor hortikultura dalam empat bulan terakhir berturut-turut turun.

Padahal, NTP subsektor hortikultura sempat naik tinggi pada Juli lalu. Pada November lalu, penurunannya sebesar 2,57 persen, sementara subsektor lainnya naik.

Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI), Mujahid Widian, menjelaskan penurunan ini kembali disumbangkan oleh kelompok sayur-sayuran, khususnya cabai merah.

Laporan dari anggota SPI di beberapa wilayah, harga cabai merah memang mengalami penurunan yang cukup besar. Di Kepahiang, Bengkulu, misalnya, harga cabai merah paling tinggi di harga 25.000 rupiah per kilogram (kg).

Menurut Mujahid, hal ini disebabkan beberapa hal, mulai dari permintaan yang berkurang, sementara panen yang berlimpah. Begitu juga di Kediri, Jawa Timur, dari data yang diperoleh harga cabai merah keriting bahkan berada di bawah 20.000 rupiah per kg.

"Jika dibandingkan dengan kenaikan harga di bulan-bulan sebelumnya maka harga saat ini jauh berkurang drastis dan jelas berdampak pada pendapatan petani," ujar Mujahid Widian, di Jakarta, Jumat (9/12).

Dia mengutip laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa NTP Nasional pada November 2022 berada di angka 107,81 atau naik 0,50 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menegaskan hortikultura merupakan subsektor menjanjikan untuk mendukung ketahanan pangan dan menggerakkan elonomi masyakrat.

"Subsektor hortikultura terus meraih prestasi. Produksinya juga terus meningkat signifikan," sebutnya.

Peningkatan Tertinggi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor hortikultura berdasarkan PDB harga konstan 2010 selama kurun tiga tahun terakhir yaitu 2019-2021 secara umum tumbuh rata-rata 2,36 persen

Baca Juga :
Optimalkan Produksi

Peningkatan tertinggi terjadi pada 2020 yaitu sebesar 4,17 persen. Sedangkan, peningkatan PDB subsektor hortikultura pada triwulan II- 2022 dibandingkan dengan triwulan II- 2021 sebesar 2,19 persen.

Dari sisi kesejahteraan petani, (NTP) yang menjadi indikator pun terus meningkat. "NTP hortikultura selama 2019 sampai September 2022 memberi sinyal bahwa produk hortikultura masih menjanjikan dengan terus berada di atas 100 persen," kata Prihasto.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top