Petani Butuh Insentif Pacu Produksi
Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) tersebut akan digunakan untuk program SPHP jagung khususnya ke peternak layer mikro dan kecil. Berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, terdapat 3.951 peternak yang tersebar di tujuh provinsi dan 40 kabupaten sentra dengan populasi mencapai 17,5 juta ekor dan estimasi total alokasi jagung yang dibutuhkan sebanyak 63.327 ton.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan sesuai dengan Perpres 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah, pihaknya mendorong penguatan CJP melalui penugasan kepada Perum Bulog.
"Prioritas utamanya kita mendorong produksi jagung dalam negeri untuk diserap oleh Bulog. CDC yang dimiliki Bulog harus dimaksimalkan untuk menyimpan cadangan jagung ini, sehingga pada saat dibutuhkan, pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menstabilkan pasokan dan harga jagung. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan stabilitas harga telur ayam dan daging ayam di mana struktur biaya pokok produksi salah satunya berasal dari komponen biaya pakan dari jagung," paparnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Arief, pengelolaan CJP sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat. Karena itu lanjutnya, pemerintah melalui Bapanas menugaskan Perum Bulog untuk mengadakan 250 ribu ton jagung sepanjang 2023 dengan stok akhir tahun minimal 60 ribu ton sebagaimana Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No. 03/HK.02.05/K/1/2023.
Arief mengatakan, dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bulog, pengelolaan CJP diharapkan dapat berjalan secara baik. Seperti diketahui, Perum Bulog memiliki infrastruktur berupa sarana pengering jagung/ Corn Drying Center (CDC) sebanyak tiga unit yang berada di lokasi sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya