Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Taiwan Lantern Festival 2019

Pesta Ribuan Lampion di Malam Purnama

Foto : dok. haryo brono
A   A   A   Pengaturan Font

Bagi masyarakat Tionghoa, lampion menjadi atribut budaya yang melekat. Pada perayaan Cap Go Meh, lampion menjadi simbol kebahagiaan dan harapan.

Sebagai modal budaya, Taiwan menjadikan lampion sebagai penarik wisatawan. Sejak 1990 Taiwan tidak pernah absen mengadakan festival lampion yang disebut Taiwan Lantern Festival (TLF), sekaligus sebagai perayaan menyambut Cap Go Meh.

Pada TLF 2019 mengambil lokasi di Teluk Dapeng, Kecamatan Donggang, Kabupatan Pingtung. Pingtung berada di ujung selatan Pulau Formosa, yang beriklim tropis dan dikelilingi Selat Taiwan di sebelah barat dan Samudera Pasifik di sebelah timur.

TLF 2019, dibuka pada 19 Februari 2019, yang dimulai tepat saat bulan purnama, atau 15 hari setelah tahun baru Imlek. Acara berlangsung selama 2 minggu dan akan berakhir pada Minggu ke-3 Maret 2019.

TLF 2019, tergolong spesial karena Pingtung dinilai unik. Berbeda dengan kabupaten lain di Taiwan, Pingtung suhunya pada musim panas mencapai 30-34 derajat Celsius, dan pada musim dingin antara 25-28 derajat Celsius.

Di bagian tengah Pingtung terdapat pegunungan yang mengular hingga ke Taiwan sepanjang 394 km. Kombinasi pegunungan dan dataran rendah ini membentuk lanskap yang indah.

"Pingtung menjadi tempat asli dari suku Austronesia. Bersama para pendatang mereka hidup bersama. Ini yang membuat Pingtung berbeda," ujar Bupati Pingtung, Pan Meng An.

Kehidupan laut dan pertanian yang menonjol membuat ikan tuna sirip biru menjadi tema utama lampion pada festival ini. Tuna disebut melambangkan kemakmuran wiayah pantai. Lampion memiliki tinggi 16 meter ini dilengkapi lampu LED yang dapat memancarkan aneka warna dengan resolusi hingga 12 juta piksel. Lampion ini dibuat permanen.

Beberapa tema yang dihadirkan pada festival ini adalah U nder the Sea Lantern Area, berupa ikan, karang, dan aneka biota laut lainnya. Tema lainya adalah Light-up 30, Rural Revitalization, Agricultural and Oceanic, Religion, Green Energy dan lain sebagainya.

Hampir semua lampion dibuat warga lokal, namun desainer luar negeri juga turut serta. Tak hanya ada di daratan, lampion juga mengapung di laut di Teluk Dengpeng. Dengan demikian wisatawan selain dapat menyaksikan aneka pertunjukan di darat, juga di laut dan udara dengan hadirnya drone dan kembang api.

"Kami merencanakan selama setahun. Kami membuat sinergi dengan banyak relawan ini tantangan besar, tapi kami senang," ungkap Direktur Pariwisata Taiwan, Chou Yung Hui.

Sebagai salah satu cara untuk menarik wisatawan yang ditargetkan bisa mencapai 10 juta tahun ini, Taiwan terlihat sangat serius. Bermacam promosi dilakukan secara massif, untuk makanan panitia bekerjasama dengan 19 restoran, layanan komunikasi tersedia dalam 7 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Seluruh pembayaran dilakukan dengan multi channel mulai dari uang cash, kartu debet dan kredit, hingga pembayaran melalui uang elektronik.

Formasi Drone yang Memukau

TLF 2019 sarat teknologi terkini dan memiliki semangat ramah lingkungan. Sebagai festival yang spesial dari tahun sebelumnya, panitia menghadirkan bermacam hiburan di darat, laut dan udara.

Hiburan paling menarik di udara adalah hadirnya 3.500 kembang api dan 300 drone yang membentuk formasi gambar dan tulisan. Intel sebagai pemilik teknologinya sengaja dihadirkan untuk memeriahkan acara, untuk memberikan kesan mendalam bagi wisatawan. Permainan formasi lampu oleh drone Intel yang disaksikan Presiden Tawian, Tsai Ingwen.

Pertama muncul, drone membentuk formasi ikan tuna yang menjadi tema utama dan ikon pada acara ini. Pada formasi kedua, drone membentuk dua tulisan kanji yang dibaca Pingtung. Ketiga drone membentuk formasi menara Taipei 101 yang menjadi ikon ibukota Taipei.

Bagi masyarakat Taiwan, Gedung Finansial Internasional Taipei dengan tinggi 508 meter cukup penting lantaran menjadi simbol kemegahan Kota Taipei.

Pada formasi keempat, drone Intel begerak membentuk gambar ikan tuna yang menjadi tema utama festival dan angka 100. Terakhit drone membentuk logo Intel sebagai penyedia teknologi drone presisi berlampu kali ini.

Menurut Direktur Tranportasi dan Pariwisata Kabupaten Pingtung, Kuo Wei Huang, sebagai negara terdepan dalam teknologi, Taiwan berusaha selaras dengan predikatnya. "Sumber listrik pesta lampion tahunan di selatan Taiwan ini menggunakan energi terbarukan yaitu tenaga matahari. Pada even ini panitia memanfaatkan listrik dari 52 solar panel yang menghasilkan daya listrik sebesar 75 KWh," ujarnya.

Sementara bahan lampion dibuat dari bahan fiber yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang. Lampion-lampion yang jumlahnya ribuan setelah festival berakhir tidak akan menjadi polusi sampah yang tidak dapat terurai.

"Lampion-lampion ini akan kami daur ulang sehingga materinya bisa dipakai kembali," jelasnya.

Cara Taiwan Menarik Wisatawan

Melalui TLF 2019, Taiwan ingin lebih dikenal dan setara dengan Tiongkok, Korea, dan Jepang. Sebagai agenda andalan, Taiwan selalu mengemas acara dengan megah dan berbeda setiap tahunnya, dengan lokasi yang berpindah-pindah.

Jika pada 2019 Pingtung ditunjuk menjadi tuan rumah, tahun depan TLF akan diadakan di Kota Taichung mulai 8 Februari 2020 dan berlangsung selama 2 minggu.

Taiwan ingin menjadikan turis yang datang menikmati nuansa berbeda TLF setiap tahunnya. Pada TLF 2012 misalnya, diadakan dipertunjukkan lampion terbang, yang dinyalakan secara masal. Sebagai pembeda, lampion terbang tidak ada pada TLF 2019.

Harapannya pada TLF tahun depan, akan terjadi hal berbeda dan lebih wah, sehingga wisatawan dapat merasakan hal baru.

Pemerintah daerah memang biasanya ingin menunjukkan perbedaan dan menonjolkan ciri khas lokal, sebagai upaya memberikan kesan positif bagi wisatawan. Tahun lalu Taiwan berhasil menarik 10 juta turis, salah satunya didorong even TLF 2018.

Acara ini dipastikan menggema cukup luas di dunia, karena Taiwan mengundang berbagai media di seluruh dunia, baik dari Asia, Australia, AS, hingga Eropa. Bukan hanya pada acara TLF 2019 saja, mereka juga diajak keliling Taiwan melihat tempat-tempat menarik. hay/R-1

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top