Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Teknologi pesawat listrik yang hemat dan ramah lingkungan telah mengalami kemajuan. Kini, pesawat telah mencapai kecepatan tinggi, daya jangkau lebih jauh, dan kapasitas penumpang yang lebih besar menuju penggunaan komersial.

Pesawat Listrik Komersial Semakin Dekat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teknologi pesawat berenergi listrik yang ramah lingkungan dan efisien terus mengalami kemajuan. Setelah pesawat terbang eCaravan yang menciptakan rekor sebagai pesawat listrik terbesar yang terbang perdana pada 28 Mei 2020, pada 19 November 2021, Roll Royce mengumumkan telah berhasil menciptakan pesawat listrik tercepat di dunia.
Dua bulan setelah penerbangan pertamanya yang dilakukan pada 15 September 2021, pesawat listrik Rolls-Royce Spirit of Innovation telah mencapai kecepatan tertinggi meski tujuannya bukan soal kecepatan. Pesawat berhasil memecahkan rekor 623 km per jam atau 387,4 mil per jam.
Sebelumnya, Spirit of Innovation, yang merupakan bagian dari proyek Accelerating the Electrification of Flight (ACCEL), juga pernah mencapai 555,9 km per jam atau 345,4 mil per jam pada jarak tiga km. Ini memecahkan rekor yang dipegang sebelumnya untuk sebuah pesawat listrik dengan kecepatan 213,04 km per jam.
Dalam uji coba lebih lanjut pada lokasi uji coba di Boscombe Down, Kota Amesbury di Wiltshire, Inggris. Pesawat itu memecahkan rekor lebih banyak lagi dengan mencatat kecepatan 532,1 km per jam atau 330 mil per jam sejauh lebih dari 15 km. Pesawat berhasil mendaki hingga ketinggian 3.000 meter dalam waktu 202 detik.
Rolls-Royce telah menyerahkan data tersebut ke Fédération Aéronautique Internationale (FAI) dan juga World Air Sports Federation. Keduanya berperan dalam mengontrol dan mengesahkan rekor aeronautika dan astronaut dunia untuk mengonfirmasi rekor dunia itu.
"Teknologi baterai dan propulsi canggih yang dikembangkan untuk program ini memiliki aplikasi menarik untuk pasar mobilitas udara canggih," kata CEO Rolls-Royce, Warren East, seperti dikutip laman resmi perusahaan pembuat mesin pesawat tersebut.
"Proyek ACCEL akan membantu mewujudkan 'jet zero' menjadi kenyataan dan mendukung ambisi untuk memberikan terobosan teknologi yang dibutuhkan masyarakat untuk menghilangkan karbon di transportasi udara, darat, dan laut," lanjut dia.
Pesawat Spirit of Innovation prestasi itu berkat powertrain listrik 400 kW dan baterai 750 V dengan 6.480-sel. Sebagai perbandingan, baterai itu yang menggerakan tiga bilah baling-baling dengan 2.200 putaran per menit ini memiliki energi yang cukup untuk mengisi 7.500 ponsel pintar.
"Spirit of Innovation sedikit berbeda dari pesawat bertenaga listrik yang sudah ada karena telah dioptimalkan untuk kecepatan, yang berarti baterai habis dengan sangat cepat pesawat hanya dapat terbang sekitar tujuh hingga delapan menit dengan sisa daya yang cukup. mendarat dengan cadangan," jelas Wakil Editor Aerospace, majalah The Royal Aeronautical Society, Bill Read, seperti dikutip Science Focus.
Read mengatakan pesawat terbang listrik khususnya untuk penggunaan komersial yang memiliki dampak pada pengurangan energi fosil, lebih difokuskan ke daya jelajah. "Desain masa depan untuk pesawat komersial listrik akan lebih berkonsentrasi pada daya tahan untuk menjaga baterai tetap berjalan selama mungkin untuk meningkatkan jangkauan," paparnya.
Tujuan ACCEL, menurut East, bukan pada kecepatan saja, namun untuk meneliti teknologi baterai untuk pesawat listrik masa depan, termasuk untuk keperluan komersial. Salah satu tantangan utamanya mengurangi berat baterai, dengan merancang sistem penahanan baterai yang sekaligus bertindak bagian struktural pesawat.
Pada mobil listrik kotak baterai memiliki bobot yang hampir sama dengan sel baterainya. Namun, pada penggunaan untuk pesawat terbang seperti ACCEL berat kotak baterainya masih tinggi yaitu 450 kg dengan berat sel baterai mencapai 300 kg.
East mengatakan pesawat ini menggunakan 90 persen daya baterai digunakan untuk memberi daya pada pesawat dengan hanya 10 persen yang hilang melalui panas dan suara, sehingga diklaim cukup hemat. "Sel baterainya berada dalam wadah tahan api yang dilapisi dengan gabus Portugis yang biasa digunakan sebagai penutup botol anggur, yang berperan sebagai penghalang panas," ungkapnya.
Sekelompok sensor di pesawat dapat memantau 20.000 titik data per detik, dan mengukur muatan, suhu, dan tegangan sel baterai. Ini diteruskan kembali ke pilot selama penerbangan untuk memberikan informasi dan peringatan tentang keadaan baterai.
Pengalaman yang diperoleh dari ACCEL akan digunakan Roll Royce pengembangan sistem propulsi listrik untuk taksi sakti terbang yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal listrik (electric vertical take-off and landing/eVTOL). Selain itu pihaknya juga akan menciptakan pesawat komuter bertenaga listrik yang lebih besar. hay


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top