Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Warisan Budaya

Perubahan Iklim Dapat Merusak Sawah Subak di Bali dan Situs-situs

Foto : ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO

Seorang perempuan berjalan di persawahan yang menerapkan pengairan lahan pertanian menggunakan pompa air bertenaga surya di Subak Lauh Batu, Desa Keliki, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Perusahaan analisis risiko iklim meneliti 500 lokasi dan mengidentifikasi 50 lokasi yang paling berisiko akibat perubahan iklim. Situs Warisan Dunia Indonesia lainnya yang menghadapi risiko kepunahan pada tahun 2050 termasuk tambang batu bara Ombilin di Sumatera Barat dan Taman Nasional Komodo, rumah bagi kadal terbesar di dunia, di Nusa Tenggara Timur.

Hasil Panen Buruk

Pakar teknologi pertanian dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Hanggar Ganara Mawandha, yang bidang penelitiannya adalah subak, mengatakan pola cuaca yang tidak menentu seperti musim kemarau yang panjang atau curah hujan yang tinggi dan tak terduga telah mempengaruhi sumber air yang mengairi sistem subak, sehingga mengakibatkan buruknya hasil panen para petani.

"Pengelolaan subak dilakukan secara konsensus (karena setiap komunitas subak memastikan distribusi air yang merata kepada petani). Subak sangat rentan terhadap perubahan iklim. Ketika air dari sumber daya menurun, sulit untuk mendistribusikan air (secara adil)," katanya.

"Bertani menjadi lebih menantang selama dua dekade terakhir, terutama karena penurunan kuantitas aliran air yang berulang di sistem irigasi subak miliknya," kata Wayan Subawayasa, petani di Desa Jatiluwih, yang terletak di lereng Gunung Batukaru di Bali tengah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top