Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Perubahan Iklim Ancam Ratusan Juta Orang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Para ahli menyatakan perubahan iklim yang terjadi sama sekali tidak mendukung teori pemanasan tidak terkendali yang menyebabkan punahnya manusia. Namun demikian perubahan iklim berpotensi menyebabkan bencana hebat yang menyengsarakan umat manusia.

"Tidak ada bukti skenario perubahan iklim yang akan membuat manusia punah," ujar profesor terkemuka ilmu atmosfer di Penn State dan penulis The New Climate War: The Fight to Take Back Our Planet, Michael Mann, kepada Live Science edisi Senin (30/8).
Hasil penelitian yang dilakukan Mann, menyatakan kemungkinan yang akan terjadi dari perubahan iklim adalah ancaman kehidupan bagi ratusan juta orang. Mereka akan mengalami kelangkaan makanan dan air, yang berpotensi memicu keruntuhan masyarakat, dan memicu konflik global.
Bencana tersebut terjadi karena meningkatnya jumlah gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana, di atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas lainnya. Gas-gas ini menjebak dan menahan panas dari matahari, menyebabkan suhu global meningkat.
Menurut seorang rekan peneliti di Pusat Studi Risiko Eksistensial di Universitas Cambridge di Inggris, Luke Kemp, peningkatan suhu menyebabkan iklim berubah jauh lebih cepat daripada yang seharusnya. Kondisi ini menempatkan manusia pada jalur yang berbahaya.
Efek rumah kaca kata Kemp, hanya menyebabkan kepunahan manusia, ketika sebuah planet terperangkap dalam lingkaran umpan balik positif yang tak terhentikan. Selain pemanasan karena emisi karbon, Bumi juga menyerap lebih banyak panas daripada yang hilang.
"Jika terus terjadi dapat mengeringkan lautan karena proses penguapan, yang sehingga tidak mampu menopang kehidupan," ujar dia.
Kemp mengatakan, untungnya, efek rumah kaca yang tak terkendali bukanlah skenario perubahan iklim yang masuk akal di Bumi. Agar efeknya terjadi, sebuah planet membutuhkan tingkat karbon dioksida beberapa ribu parts per million (ppm). Sedangkan Bumi hanya memiliki kandungan sekitar 400 ppm.
Dari sisi pelepasan metana kata seorang ilmuwan peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA, Brian Kahn, mengatakan, tidak ada pelepasan yang sangat besar, dan tidak ada bukti untuk itu saat ini.
Venus memiliki efek rumah kaca tinggi karena posisinya dekat ke matahari dan memiliki atmosfer yang jauh lebih tebal, dan kaya karbon dioksida yang memerangkap lebih banyak panas.
Mann mengatakan, ilmu pengetahuan tidak mendukung gagasan skenario pemanasan yang tak terkendali, meskipun ahli iklim sering membuat klaim seperti itu. "Tidak ada alasan untuk membesar-besarkan ancaman iklim. Kebenarannya cukup buruk, dan cukup alasan untuk mengambil tindakan dramatis," ujar dia.

Runtuhnya Infrastruktur
lebih jauh Mann memaparkan, peningkatan suhu global sebesar 3 derajat Celsius (5,4 derajat Fahrenheit) dapat menyebabkan runtuhnya infrastruktur sosial dan kerusuhan dan konflik besar-besaran. Konflik terjadi seperti pada film Distopia yang menggambarkan tentang kehancuran dunia .
Dalam makalah yang diterbitkan pada jurnal Climate Change edisi Februari 2021, kehancuran terjadi karena munculnya kerawanan pangan, karena defisit air sehingga mengurangi panen tanaman pangan. Menurunnya produksi pangan dapat meningkatkan kematian manusia dan mendorong kerugian ekonomi dan ketidakstabilan sosial-politik.
Sementata itu menutur Kemp, kepunahan dan bencana hampir selalu melibatkan banyak faktor dan agak sulit terjadi. Tetapi jika manusia punah, perubahan iklim kemungkinan akan menjadi penyebab utama.
"Jika saya dipaksa mengatakan, menurut saya apa penyumbang terbesar potensi kepunahan manusia di masa depan? Kemudian perubahan iklim, tidak diragukan lagi," kata dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top