Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Dewan Keamanan PBB Bahas Eskalasi Krisis di Myanmar

Pertumpahan Darah Terus Terjadi

Foto : AFP/Jack TAYLOR

Protes Pekerja Migran l Seorang warga Myanmar yang jadi pekerja migran di Thailand, memegang poster yang berisi tulisan menolak kudeta, saat ikut serta dalam aksi protes di Bangkok pada Jumat (5/3). Diperkirakan hingga saat ini ada lebih dari 50 orang tewas dalam aksi penumpasan protes menentang kudeta Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

Tekanan Barat

Terkait pertumpahan darah di Myanmar, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memperketat kendali ekspor ke Myanmar terutama membatasi setiap barang yang bisa dipergunakan militer.

Sementara itu Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Kamis (4/3) menyatakan dirinya amat ngeri dengan eskalasi kekerasan di negara bekas koloninya itu yang dulu disebut sebagai Burma. Selain itu London juga telah menjatuhkan sanksi terhadap 6 pejabat senior junta termasuk Panglima Min Aung Hlaing.

Sementara itu penyelidik HAM PBB di Myanmar, Thomas Andrews, mendesak DK PBB untuk membahas seputar pemberlakuan embargo senjata global dan sanksi ekonomi yang ditargetkan pada junta militer.

"Negara-negara harus mau menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak dan gas Myanmar, yang sekarang dikendalikan oleh militer dan menjadi sumber pendapatan terbesar mereka," ujar Andrews dalam laporannya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top