Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Migrasi Kuno

Pertumbuhan Populasi Memicu Arus Perpindahan

Foto : afp/ SAM YEH
A   A   A   Pengaturan Font

Para migran menyeberangi lautan Indo-Pasifik selama ratusan tahun untuk menetap di Asia tenggara, Oseania, dan Madagaskar. Beberapa sejarawan memperkirakan mereka melakukan perjalanan hingga ke Amerika.

Disebut sebagai ekspansi Austronesia, peristiwa ini menyebarkan bahasa, budaya, dan teknologi masyarakat penutur bahasa Austronesia ke bagian dunia yang baru. Populasi baru mengubah demografi dan lingkungan daerah ini secara permanen dengan cara yang masih dapat disaksikan hingga saat ini.

Teori dominan ekspansi Austronesia dimulai di Taiwan. Model ini dikaitkan dengan pendapat arkeolog Peter Bellwood dan ahli bahasa Robert Blust yang dikemukakan sekitar tahun 1980.

Penduduk asli Taiwan pertama kali berlayar dari Taiwan ke pulau-pulau utara Filipina sekitar tahun 3000 SM, hanya 1.000 tahun setelah mereka bermigrasi dari daratan Tiongkok ke Taiwan. Untuk memfasilitasi migrasi skala besar ini, orang Austronesia mengembangkan teknologi pelayaran dan metode navigasi baru yang masih digunakan hingga saat ini.

Teknologi kapal dan navigasi itu memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan jarak jauh melintasi Indo-Pasifik dan sekitarnya, menetap di pulau-pulau dan daratan di seluruh belahan bumi. Dari Luzon, sekelompok migran bergerak lebih jauh ke selatan untuk mencakup seluruh Filipina, Kalimantan, dan Indonesia. Sementara itu yang lain pindah ke barat ke Asia tenggara dan mencapai sejauh Madagaskar.

Sekitar tahun 1500 SM, kelompok lain pindah ke timur untuk menetap di pulau-pulau kecil di Pasifik. 500 tahun kemudian, orang Austronesia menjadi orang pertama yang menetap di pulau-pulau terpencil Palau dan Yap di Oseania dan melanjutkan perjalanan ke selatan ke daerah-daerah di sekitar Kepulauan Solomon.

Lebih dari 1.000 tahun setelah migrasi massal pertama melintasi Pasifik, gelombang migrasi kedua terjadi. Para migran melakukan perjalanan melintasi lautan sekali lagi untuk mencapai Tahiti, Hawaii, dan New Zealand. Beberapa berpendapat gelombang migrasi kedua melampaui pulau-pulau ini, mencapai Amerika selatan dan mungkin Afrika, Eropa, dan Amerika utara.

Sebagian besar bukti yang mendukung Ekspansi Austronesia bersifat linguistik. Pada akhir 1970-an, ahli bahasa Robert Blust dari Universitas Hawaii membela teori tersebut dengan memecah kelompok bahasa Proto-Austronesia menjadi beberapa subdivisi dan menghubungkan divisi-divisi ini kembali ke Taiwan.

Setiap subkelompok bahasa Proto-Austronesia diciptakan pada tahap migrasi yang berbeda, saat kelompok-kelompok baru pindah ke pulau-pulau baru dan menetap di sana. Blust juga menghubungkan kata-kata tertentu dalam berbagai bahasa Austronesia kembali ke kondisi lingkungan di Taiwan, membantah asumsi sebelumnya bahwa bahasa Austronesia berasal dari Vietnam atau Kamboja.

Studi arkeologi di wilayah Indo-Pasifik menambahkan bukti lebih lanjut untuk mendukung jalur migrasi. Para ilmuwan mengaitkan masuknya babi, ayam, dan tikus Pasifik dengan ekspansi Austronesia, serta berbagai spesies tanaman seperti murbei kertas, talas, dan kelapa. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top