Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Diprediksi Melambat

Foto : Istimewa

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perekonomian nasional diproyeksikan melambat tahun ini seiring pelemahan investasi dan ekspor. Meski demkian, perekonomian nasional diperkirakan tak mengalami resesi pada tahun ini karena ekonomi domestik tidak bergantung dengan global.

Head of Research and Economics PwC Indonesia Denny Irawan memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 4,8 persen secara tahunan pada 2023.

"Mempertimbangkan pelemahan yang moderat dari negara mitra dagang dan investasi di Indonesia," kata Denny dalam PwC Indonesia Economic Update yang dipantau di Jakarta, Kamis (9/3).

Proyeksi tersebut di bawah target pemerintah sebesar 5,3 persen. Bahkan prediksi itu lebih rendah ketimbang capaian pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 sebesar 5,3 persen.

Denny mengungkapkan proyeksi pelambatan itu dipengaruhi tekanan inflasi yang masih berlanjut. Dia memperkirakan inflasi pada 2023 sebesar 4 persen secara tahunan atau masih berada di kisaran target Bank Indonesia yang sebesar 3 plus minus 1 persen.

Konsumsi dalam negeri diperkirakan masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi, yakni hingga lebih dari 50 persen, sehingga ekonomi Indonesia dapat bertahan dari goncangan global yang berdampak terhadap investasi dan perdagangan.

Hanya saja, investasi yang masuk ke Indonesia akan sedikit melambat di 2023 karena lima negara asal investasi asing terbesar di Indonesia tidak mengalami pelemahan ekonomi yang signifikan.

Konsumsi Domestik

Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah meyakini Indonesia tidak akan mengalami resesi pada tahun ini karena ekonomi domestik tidak bergantung dengan global.

"Global boleh saja suram, boleh saja resesi, tetapi Indonesia tidak akan resesi," ungkap Piter dalam acara LPS-Forwada Discussion Series 2023 di Jakarta, Kamis (9/3).

Maka dari itu, pemerintah Indonesia saat ini terus mendorong konsumsi masyarakat lantaran pertumbuhan ekonomi Tanah Air didorong oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga.

Setiap tahunnya, perekonomian Indonesia cenderung ditopang oleh konsumsi rumah tangga, jika dilihat dari komponen pengeluaran.

Pada 2022, komponen ini menjadi sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi domestik, yakni sebesar 2,61 persen dari pertumbuhan ekonomi 5,31 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Karenanya, Piter mengungkapkan Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi tahun ini kecuali jika permintaan domestik kembali menurun seperti masa pandemi Covid-19.

Saat pandemi, masyarakat tidak bisa keluar rumah, tidak bisa melakukan konsumsi, berbelanja, pergi ke mal, bioskop, dan berwisata. Akibatnya, ekonomi domestik mengalami resesi pada 2020, setelah pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada triwulan II dan triwulan III masing-masing sebesar 5,32 persen (yoy) dan 3,49 persen (yoy).

Adapun pengertian resesi ekonomi secara teknikal adalah pertumbuhan negatif dua kuartal secara berturut.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top