Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Perekonomian

Pertumbuhan Ekonomi ke Jalur Sebelum Pandemi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini diperkirakan mencapai level seperti sebelum pandemi Covid-19. Konsumsi domestik masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi tersebut.

Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas, Rully Wisnubroto, memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,08 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2022.

"Pertumbuhan ini sudah mencapai level pertumbuhan normal sebelum Covid-19, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan signifikan dibandingkan 2021," kata Rully dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa (12/7).

Dia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh hingga 4,81 persen (yoy) pada 2022 atau lebih tinggi dibandingkan 2021 sebesar 2,02 persen. Selain itu, investasi yang diperkirakan tumbuh hingga 6,87 persen juga akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi terutama mulai semester kedua 2022.

"Ekspor memang masih akan tetap tinggi, meskipun tidak setinggi di 2021. Karena memang kita lihat prospek pertumbuhan ekonomi global sendiri kurang baik, kita lihat harga-harga komoditas ekspor unggulan kita menurun dan impor akan mengalami kenaikan," imbuhnya.

Ekspor sepanjang 2022 diperkirakan tumbuh 10,31 persen year on year atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada 2021 yang sebesar 24,04 persen. Sementara itu impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari ekspor yakni sebesar 12,54 persen year on year.

"Dari sisi fiskal, kontribusi dari pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan negatif karena pemerintah sedang melakukan konsolidasi untuk mengembalikan defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ke bawah 3 persen dari PDB," ucap Rully.

Keseimbangan Eksternal

Dia memperkirakan pengeluaran pemerintah akan minus hingga 12,21 persen (yoy) pada 2022 dan inflasi akan mencapai 4,95 persen (yoy) pada akhir tahun ini. "Nilai tukar rupiah diperkirakan berada pada level 14.550 per dolar AS karena keseimbangan eksternal kita masih cukup baik dan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mencapai 4,00 persen di akhir tahun 2022 sejalan dengan pengendalian inflasi inti," ujarnya.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2022 mencapai 5,01 persen. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksikan ekonomi pada kuartal II-2022 tumbuh sekitar 5,2-5,3 persen (yoy) seiring adanya faktor pendukung, vaksinasi yang terakselerasi dan membaiknya kasus pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 dari 4,7 persen sampai 5,5 persen menjadi 4,5 persen sampai 5,3 persen dengan adanya dampak ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

"Perbaikan kinerja ekonomi domestik dipengaruhi volume ekspor yang tertahan seiring dengan lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan dunia akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik Russia dan Ukraina," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, beberapa waktu lalu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top