Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral

Pertemuan G20 Raih Komitmen US$1,1 Miliar untuk Dana Penanganan Pandemi Global

Foto : ISTIMEWA

KUNJUNGAN KEHORMATAN I Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/6).

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Sejumlah negara G20 sepakat memberikan bantuan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar 16,3 triliun rupiah sebagai dana permanen guna menghadapi pandemi di masa depan, Senin (20/6). Para menteri kesehatan dan keuangan dari negara-negara ekonomi utama dunia itu melakukan pertemuan di Yogyakarta untuk menuntaskan detail dari Dana Perantara Keuangan (FIF), yang akan dikelola bersama oleh Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pembicaraan tersebut dilakukan menyusul pertemuan para menteri kesehatan G20 yang dimulai pada Senin (20/6), yang juga dihadiri oleh wakil menteri kesehatan Russia kendati Amerika Serikat (AS) telah menolak kehadiran Russia di acara-acara G20.

"Dengan senang hati saya mengumumkan komitmen hampir 1,1 miliar dollar AS telah diamankan untuk Dana Perantara Keuangan. Saya yakin ini baru permulaan," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam pidato pembukaan pertemuan tersebut. Menteri Kesehatan Budi, Gunadi Sadikin, mengatakan dalam pidato pembukaanya uang hanya 50 persen solusi dari krisis kesehatan dunia.

"Kita perlu mengubah uang ini menjadi akses cepat dan adil ke tindakan medis darurat, seperti vaksin, terapi dan diagnostik," kata Budi. Menurutnya, Indonesia, Singapura, AS, Uni Eropa, Jerman, dan sebuah yayasan amal yang berbasis di London telah menyepakati sekitar satu miliar dollar AS untuk pendanaan tersebut. Singapura bukan anggota G20, tapi diundang ke pertemuan di Yogyakarta.

Rekomendasi Utama

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dana pandemi adalah salah satu rekomendasi utama yang dibuat di Majelis Kesehatan Dunia bulan lalu. "

WHO dan Bank Dunia memperkirakan 31 miliar dollar AS diperlukan setiap tahun untuk memperkuat keamanan kesehatan global," kata Ghebreyesus dalam sambutannya membuka pertemuan para menteri kesehatan G20, Senin.

"Dua pertiga dari dana tersebut bisa berasal dari sumber keuangan yang ada, tetapi itu menyisakan celah 10 miliar dollar AS per tahun. FIF yang fleksibel dan lincah akan membantu menutup celah itu," kata Ghebreyesus. Ghebreyesus menambahkan, tata kelola FIF harus inklusif dengan struktur yang memungkinkan keterwakilan semua negara.

"Dan itu juga harus koheren dengan bagian lain dari arsitektur global untuk kesiapsiagaan dan respons darurat kesehatan," ujarnya. Ghebreyesus juga memperingatkan negara-negara untuk tidak berpuas diri tentang pandemi Covid- 19. Dia mengatakan bahwa risiko varian baru yang berbahaya tetap nyata dan persepsi bahwa pandemi telah berakhir adalah "salah".

"WHO tetap sangat prihatin dengan kurangnya pengujian dan pengurutan yang membutakan kita terhadap evolusi virus," katanya. "Kami sama-sama prihatin bahwa pelajaran dari pandemi ini akan hilang dan siklus kepanikan dan pengabaian akan terulang kembali," dia memperingatkan.

Wakil Menteri Kesehatan Russia, Oleg Salagay, menghadiri pertemuan secara langsung yang kehadirannya tidak diungkapkan oleh pejabat kementerian kesehatan sampai acara dimulai. Perwakilan dari negara- negara Eropa, Kanada, dan AS menyampaikan kritik mereka terhadap invasi Russia ke Ukraina dalam pidato mereka di pertemuan Senin.

Italia, yang hadir secara virtual dan mendapat giliran untuk berbicara selama sesi pembukaan, membuka sambutannya dengan mengulangi seruannya secara terus-menerus kepada Russia agar mengakhiri perang yang menyebabkan penderitaan serta kematian manusia.

"Italia mengutuk keras agresi militer Russia yang tidak beralasan dan dibenarkan di Ukraina, yang sangat melanggar hukum internasional, dan Piagam PBB dan merusak keamanan dan stabilitas internasional," kata penasihat diplomatik Italia untuk Menteri Kesehatan, Davide La Cecilia. "Kami menggarisbawahi terjadi gangguan fatal pada sistem kesehatan Ukraina yang disebabkan oleh perang Russia," tambahnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top