Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Polisi Tangkap 2.000 Orang Penentang Pemanggilan Tentara Cadangan

Pertempuran Sengit Berkecamuk Ketika Referendum Digelar

Foto : AFP

Referendum Aneksasi l Seorang pria memasukkan surat suara di sebuah tempat pemungutan suara bagi menentukan referendum aneksasi di Kota Mariupol pada Selasa (27/9). Referendum ini digelar di 4 wilayah Ukraina yang diduduki Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Pasukan Ukraina dan Russia masih terus terlibat pertempuran sengit di berbagai bagian Ukraina pada Selasa (27) ketika waktu pelaksanaan referendum soal aneksasi yang diselenggarakan Russia di empat wilayah yang ingin dicaplok Moskwa hampir berakhir.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan wilayah Donetsk di timur tetap menjadi prioritas strategis utama negaranya ketika pertempuran terus melanda beberapa kota saat pasukan Russia mencoba merangsek maju ke arah selatan dan barat.

Senin malam, Zelensky menggambarkan "Situasi militer di Donetsk sangat parah. Kami melakukan segalanya untuk menahan aktivitas musuh. Ini adalah tujuan nomor 1 kami saat ini karena Donbas masih menjadi tujuan nomor 1 dari pihak penjajah," ucap Presiden Zelenskyy dalam pidatonya pada Senin (26/9) malam.

Selain itu pertempuran juga dilaporkan terjadi di wilayah Kharkiv di timur laut dimana pada pertengahan September lalu, wilayah ini jadi fokus dari serangan balik Ukraina. Saat ini pasukan Ukraina dilaporkan terus melakukan serangan untuk menghentikan serbuan pasukan Russia dari empat jembatan dan penyeberangan sungai lainnya untuk mengganggu jalur pasokan ke pasukan Russia di selatan.

Sementara itu komando selatan Angkatan Bersenjata Ukraina pada Selasa mengatakan bahwa serangan balasan mereka di Kherson telah mengakibatkan kerugian pada pihak musuh dengan menewaskan 77 prajurit, serta menghancurkan enam unit tank, lima howitzer, tiga instalasi antipesawat dan 14 kendaraan lapis baja.

Moskwa berharap untuk mencaplok Provinsi Kherson, Luhansk, Donetsk dan Zaporizhzhia, di timur dan selatan, yang kesemuanya meliputi sekitar 15 persen dari total wilayah Ukraina.

Tak satu pun dari provinsi-propinsi ini yang sepenuhnya berada di bawah kendali Moskwa dan pertempuran telah berlangsung di sepanjang garis depan, dengan pasukan Ukraina melaporkan lebih banyak kemajuan sejak mereka mengalahkan pasukan Russia di Provinsi Kharkiv pada awal September lalu.

Dilain pihak, Presiden Russia, Vladimir Putin, telah mengeluarkan ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir untuk melindungi tanah Russia, yang akan mencakup empat provinsi jika dianeksasi.

Pemungutan suara tentang apakah akan bergabung dengan Russia dimulai pada Jumat (23/9) pekan lalu di 4 wilayah dan akan berakhir pada Selasa (27/9).

Sejauh ini Kyiv dan Barat telah menolak referendum aneksasi itu dan menyebutnya sebagai tipuan dan mereka menegaskan tidak akan mengakui hasilnya.

Aksi Protes

Sementara itu di Russia, langkah pemanggilan sekitar 300.000 tentara cadangan telah menyebabkan aksi protes yang meluas dan berkelanjutan pertama sejak invasi dimulai, dengan satu kelompok pemantau memperkirakan bahwa setidaknya 2.000 orang yang ikut dalam aksi protes di jalan-jalan di Moskwa dan kota-kota lainnya, telah ditangkap polisi sejauh ini.

Menanggapi hal itu, Presiden Zelenskyy menyebut pengerahan 300 ribu tentara cadangan Russia sebagai upaya sungguh-sungguh untuk memberi para komandan di lapangan aliran umpan meriam yang konstan. SB/AFP/ST/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top