Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertaruhan "The Blues"

Foto : AFP/Glyn KIRK
A   A   A   Pengaturan Font

Chelsea akan berupaya menghindari kekalahan dua kali berturut-turut di final Piala FA setelah tahun lalu dikalahkan Arsenal.

LONDON - Setelah gagal mengakhiri musim pada posisi tertinggi dan mempertahankan gelar juara Liga Inggris, pelatih Chelsea Antonio Conte membutuhkan Eden Hazard untuk menolongnya dalam final Piala FA. "The Blues" akan berhadapan dengan Manchester United di Stadion Wembley Sabtu (19/5).

Harapan Chelsea untuk memenangkan trofi Piala FA untuk pertama kalinya sejak 2012 tertumpu pada Hazard. Playmaker asal Belgia itu tidak mampu mencapai performa terbaiknya seperti yang dia tunjukkan musim lalu di Liga Inggris. Dia mengeluhkan kurangnya kemampuan Conte sebagai penyebab hal itu.

Pemain berusia 27 tahun ini bukan satu-satunya yang disalahkan karena Alvaro Morata, Willian dan Pedro juga tidak konsisten, tetapi Hazard adalah peyebab hilangnya kreativitas Chelsea.

Hazard kini berada pada situasi yang tidak nyaman dan itu akan mengkhawatirkan bagi Chelsea. Dia menunjukkan keresahannya pekan ini ketika mengakui akan menunggu klub yang meminati tanda tangannya di bursa transfer musim panas sebelum memutuskan apakah akan menandatangani kontrak baru di Chelsea.

Gelandang Chelsea Cesc Fabregas tidak memiliki keraguan bahwa Hazard yang termotivasi bisa menyulitkan MU. "Dia pemain yang fantastis. Ketika dia pada performa terbaiknya, dia bisa tak terhentikan," ujarnya.

Tim asuhan Conte telah diguncang oleh kegagalan untuk lolos ke Liga Champions musim depan. "The Blues" hanya berhasil finis di posisi kelima klasemen musim ini.

Dengan Conte dilaporkan di ambang meninggalkan klub menyusul perseteruannya dengan manajemen klub karena masalah transfer pemain, Chelsea berada pada situasi yang seringkali mereka alami beberapa tahun belakangan.

Sementara kemenangan di Wembley akhir pekan ini tidak akan menghapus keseluruhan kekecewaan mereka, gelar itu memang menawarkan kesempatan untuk menghilangkan anggapan bahwa ada ketidakharmonisan antara Conte dan para pemainnya.

Hanya 12 bulan yang lalu, Chelsea sukses melaju ke ke final Piala FA sebagai juara Liga Inggris yang baru dinobatkan menyusul musim debut Conte yang mempesona. Namun mereka meninggalkan Wembley dengan tangan kosong setelah kekalahan 1-2 dari Arsenal.

Chelsea belum menunjukkan kebangkitan sejak itu. Meski mengatakan dia akan dengan senang hati tetap bertanggung jawab atas tim musim depan, Conte menatap laga di Wembley kali ini dengan situasi perseteruannya kontra pelatih MU Jose Mourinho. Conte telah berada dalam serangkaian pertengkaran yang semakin meruncing dengan Mourinho yang merupakan mantan pelatih Chelsea.

Untuk menghindari prospek yang tidak menyenangkan, menyaksikan Mourinho merayakan kemenangan atas dirinya, Conte harus menemukan cara untuk menyatukan timnya setelah kalah 0-3 dari Newcastle akhir pekan lalu.

Hasil itu mengakhiri harapan "The Blues" untuk finis pada posisi empat besar dan menjadi simbol buruknya performa Chelsea musim ini.

Trofi Ketiga

Di sisi lain, MU yang memiliki kesempatan bergabung dengan Arsenal mencatatkan rekor kemenangan di final Piala FA ke- 13, bernasib lebih baik dari Chelsea. MU berhasil finis di posisi kedua klasemen Liga Inggris dan lolos ke Liga Champions musim depan.

Tapi tim asuhan Mourinho tertinggal 19 poin di belakang juara Liga Inggris Manchester City. Taktik Mourinho yang cenderung bertahan dalam beberapa pertandingan besar, dikombinasikan dengan disingkirkan Sevilla dari Liga Champions, memicu pertanyaan tentang kurangnya kemajuan MU.

Bek MU Phil Jones menegaskan memenangkan trofi besar ketiga pada era Mourinho akan membawa "The Red Devils" melangkah ke arah yang benar.

"Saya benar-benar tidak berpikir kami akan melangkah jauh. Kami akan selalu memiliki kritik karena kami adalah MU. Tapi trofi Piala FA menunjukkan bahwa kami bergerak ke arah yang benar," ujar Jones. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top