Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertaruhan Messi

Foto : AFP/LUIS ACOSTA
A   A   A   Pengaturan Font

Argentina harus mengalahkan Qatar untuk menghindari tersingkir memalukan di babak penyisihan grup Copa America.

BELO HORIZONTE - Lionel Messi kembali ke tim nasional Argentina untuk terus mengejar mimpinya memenangkan trofi bersama negaranya di Copa America. Tapi performa tak meyakinkan tim asuhan Lionel Scaloni setelah dua laga, membuat Messi frustrasi.

Gol penalti babak kedua Messi menyelamatkan hasil imbang 1-1 kontra Paraguay. Gol itu terbukti penting karena membuat Argentina tetap menjaga peluang dan mereka harus mengalahkan Qatar pada Sabtu (22/6) untuk menghindari tersingkir memalukan di babak penyisihan grup.

Dengan kemampuan pelatih pemula Scaloni terus terlihat semakin jauh dari meyakinkan, kemenangan atas tim juara Asia masih jauh dari terjamin. Bahkan jika Argentina mendapatkan kemenangan, mereka masih membutuhkan hasil lain berjalan sesuai keinginan mereka, untuk memastikan melaju ke perempat final.

Melawan Paraguay, Scaloni membuat empat rotasi dari tim yang kalah 0-2 dari Kolombia. Dia meminggirkan pemain-pemain papan atas seperti Angel di Maria dan Sergio Aguero.

Scaloni segera memainkan Aguero saat tim asuhannya tertinggal 0-1 di babak pertama. Tapi Argentina terlihat lebih berbahaya setelah gol penyama Messi dan penyelamatan penalti oleh kiper Franco Armani.

Messi, yang kalah pada tiga final Copa dan gagal saat mengeksekusi dalam kekalahan adu penalti Argentina dari Chile pada 2016, tidak menyembunyikan perasaannya. Argentina kini terancam tereliminasi dini dari Copa untuk pertama kali sejak 1983.

"Sangat frustrasi karena tidak menang, kami sudah bermain dua kali dan tidak memenangkan salah satu laga. itu bukan hal yang kami pikir akan terjadi. Akan gila jika kami tidak lolos," ujarnya.

"Yang paling menyakitkan adalah kami tidak berfungsi sebagai tim. Kami harus terus mencari cara membentuk tim terbaik tapi tidak ada waktu. Sekarang kami memiliki satu pertandingan tersisa dan satu-satunya harapan kami adalah memenangkannya," sambung Messi.

Sebagai anggota staf pelatih Jorge Sampaoli, Scaloni adalah pilihan yang tidak menarik untuk menukangi Argentina ketika Sampaoli dipecat setelah Piala Dunia 2018.

Pelatih berusia 41 tahun itu bereksperimen dengan lebih dari 50 pemain dalam sembilan pertandingan sebelum Copa, termasuk mencoba delapan kiper.

Namun, tidak semua masalah Argentina terletak pada Scaloni, karena dia adalah pelatih keempat yang memimpin sejak Piala Dunia 2014.

Ada juga masalah dalam pengembangan pemain dan bakat yang muncul. Salah satu contoh, hanya empat dari pemain Argentina yang menjadi starter melawan Paraguay bermain di Liga Champions musim lalu.

Tetap Positif

Meski belum meraih hasil memuaskan, Messi tetap berpikir positif. "Kami harus berpikir positif dan menjaga kepercayaan diri kami. Kami harus meningkatkan diri dan berada dalam kondisi terbaik untuk pertandingan berikutnya dan kami harus menang," ujarnya.

Kekalahan tidak akan serta merta mengakhiri harapan Argentina untuk mencapai perempat final karena delapan dari 12 tim yang berpartisipasi akan maju ke babak sistem gugur.

Dua tim teratas pada masing-masing dari tiga grup dan dua penghuni posisi ketiga terbaik akan memenuhi syarat untuk melaju.

Jika berhasil lolos dari lubang jarum dan melaju, tantangan bagi Argentina tak akan lebih mudah di babak sistem gugur. Messi menegaskan bahwa tingkat persaingan lebih ketat di Copa America kali ini. Itu merujuk pada hasil imbang 0-0 Venezuela kontra Brasil.

"Kami tahu itu tidak akan mudah bermain di Copa America. Venezuela membuat ini menjadi sulit bagi Brasil. Saat ini kami tidak lagi menang karena memakai kostum Argentina dan kami harus memperbaiki segala hal untuk mendapatkan tiga poin melawan Qatar," jelasnya. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top