Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertaruhan Dua Pelatih

A   A   A   Pengaturan Font

Kemenangan dengan unggul dua gol tanpa balas di Old Trafford membuat PSG satu kaki di perempat final.

PARIS - Manchester United menjalani misi sulit karena butuh kemenangan telak lebih dari dua gol tanpa kebobolan pada laga leg kedua babak 16 besar Liga Liga Champions di kandang Paris Saint- Germain, Kamis (7/3) dini hari WIB. Klub berjuluk "Setan Merah" itu tertinggal 0-2 saat menjamu PSG di Old Trafford bulan lalu.

Gol pada babak kedua dari Presnel Kimpembe dan Kylian Mbappe memastikan PSG menjadi klub asal Prancis pertama yang menang di "Theatre of Dreams" (Old Trafford). Tak hanya itu hasil tersebut juga merupakan kekalahan kandang terbesar MU di kompetisi antar klub Eropa. MU sebelumnya tidak pernah dikalahkan oleh lebih dari satu gol.

Jika PSG sanggup menyingkirkan MU pada leg kedua di Parc des Princes, itu akan menjadi hal yang positif bagi musim debut pelatih Thomas Tuchel. Unai Emery dipecat setelah beberapa upaya yang gagal untuk mengakhiri kutukan PSG di kompetisi antar klub tertinggi Eropa. PSG disingkirkan pada tahap yang sama oleh Real Madrid 12 bulan lalu. Kegagalan tersebut setahun setelah disingkirkan Barcelona.

Memilik pemain bertabur bintang seperti Kyilan Mbappe, Edinson Cavani dan Neymar di lini serang, PSG susah dibendung. Meski saat ini Cavani dan Neymar absen, klub raksasa Prancis itu diprediksi tak akan tersingkir lebih awal. PSG terakhir kali melaju ke semifinal pada musim 1994-1995.

Kemenangan dengan unggul dua gol tanpa balas di Old Trafford membuat PSG satu kaki di perempat final. Mereka hanya kalah sekali dari 16 pertandingan Liga Champions terakhir di kandang, memenangkan 10 di antaranya. Namun kekalahan tersebut terjadi pada babak 16 besar musim lalu melawan Madrid.

Faktanya, tidak ada satu pun dari enam lawatan terakhir klub asal Inggris sanggup mengalahkan PSG di ibukota Prancis. Satu-satunya tim asal Inggris yang menang di Parc des Princes adalah Chelsea saat dilatih Jose Mourinho pada September 2004, menang 3-0 saat itu.

MU memang bakal melakoni misi sulit, tap pelatih sementara Ole Gunnar Solskjaer yang menggantikan Mourinho pada bulan Desember mengatakan dia optimistis akan ada keajaiban di Paris.

"Ruang ganti penuh semangat, mereka senang, menantikan hari Rabu," ujar pelatih asal Norwegia itu. "Kami bermain melawan salah satu tim terbaik di Eropa dengan beberapa pemain berkualitas terbaik, tapi siapa tahu? Ini telah terjadi sebelumnya," sambungnya.

"Liga Champions telah memperlihatkan beberapa pembalikan defisit, misalnya PSG melawan Barcelona. Kami harus melakukannya pada laga tandang dan kami memiliki delapan kemenangan beruntun pada laga tandang. Kami yakin dan jika kami ada dalam pertandingan dengan 20 atau 30 menit lagi, siapa yang tahu hasil yang kami raih," tandasnya.

Faktor De Gea

MU terlihat kalah level dari PSG di leg pertama dan jika tanpa David de Gea kebobolan mungkin akan lebih dari dua gol. Kiper asal Spanyol itu membuat dua penyelematan brilian untuk menghentikan upaya Mbappe dan Juan Bernat. Penampilannya kembali menggarisbawahi kalibernya sebagai salah satu kiper terbaik.

Tapi hal yang mengkhawatirkan bagi MU adalah situasi yang menaungi De Gea. Negosiasi kesepakatan kontrak untuk memperpanjang keberadaannya di Old Trafford di luar musim panas 2020 belum tercapai.

Menurut laporan, De Gea mengincar gaji setidaknya sama dengan Alexis Sanchez sebagai pemilik penghasilan tertinggi di MU.

Pemain asal Chile itu membela MU dengan gaji 500 ribu pound (9.3 miliar rupiah) per pekan, tapi belum membuat dampak yang diinginkan, hanya mencetak lima gol dalam 41 penampilan.

Sebaliknya, De Gea telah memenangkan penghargaan pemain terbaik MU dalam empat dari lima musim terakhir dan dia ingin konsistensinya dihargai. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top