Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencemaran Lingkungan I Kementerian LHK Menilai Upaya Pertamina Telah Maksimal

Pertamina Wajib Pulihkan Laut

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bekerja lebih keras untuk menutup sumber kebocoran minyak sumur YYA-1 Blok ONWJ, serta bertanggung jawab pemulihan lingkungan laut terdampak.

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) harus bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang telah terjadi di laut utara Jawa Barat dan sekitarnya. Sejak terjadi kebocoran pada Sumur YYA-1 ONWJ, tumpahan minyak mentah telah menyebar ke pesisir Karawang, Kepulauan Seribu, Tangerang, hingga perairan Lampung.

"Di dalam UU No 32/2009 ada prinsip polluter pays principle. Artinya, yang mencemari harus membayar dalam kaitan hal ini adalah memulihkan," ungkap Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), RM Karliansyah, di Jakarta, Selasa (3/9).

Terkait dengan peristiwa blowup di Anjungan ONWJ, Karliansyah menerangkan, pemerintah telah memberikan arahan penanganan gelembung gas dan tumpahan minyak di sekitar anjungan minyak PHE ONWJ sejak pertengahan Juli lalu. "Ada dua fokus utama yang kami minta kepada pihak PHE, adalah sesegera mungkin untuk menghentikan semburan gas dan tumpahan minyak, dan kedua segera mungkin mencegah dan menanggulangi dampak tumpahan minyak kepada masyarakat," tutur Karliansyah.

Usai kejadian, lanjut Karliansyah, pemerintah terus melakukan pemantauan lingkungan secara berkala ke lokasi kejadian, mengidentifikasi wilayah yang terkena tumpahan minyak, dan memberikan arahan langkah-langkah yangg harus dilakukan PHE ONWJ.

Menurut Dirjen PPKL ini, berdasarkan pantauan 26 Agustus kemarin, wilayah yang terdampak sudah meliputi, dua Desa di Kab Bekasi, sebelas Desa di Kab Karawang, area pantai depan pulau di Kep Seribu, dua Desa di Kota Serang dan masing-masing 1 Desa di Kab Tangerang dan Kab Serang.

Sementara, Faisal M Jasin, Natural Resource and Environmental (NRE) Monitoring mengaku, sebaran tumpahan minyak kian meluas hingga ke Lampung. "Sekarang ini luasan pencemaran telah mencapai Lampung, Banteng dan 11 pulau di Kepulauan Seribu . Terdapat, 240 ribu pohon mangrove di Karawang yang rusak, Indramayu dan Bekasi,"katanya.

Senada dengan Ketua Walhi Jawa Barat, Meiki Paendong yang berpendapat, terus meluasnya tumpahan minyak tidak dapat dihindari karena penutupan sumur YYA juga belum tuntas. "Iya. Karena proses penutupan sumur belum berhasil. Minyak dan gas masih keluar terus. Akhirnya jumlah limbahnya terus bertambah," katanya.

Penutupan Sumur

Menurut Karliansyah, upaya yang dilakukan PT PHE ONWJ sudah maksimal tetapi faktor angin dan gelombang sangat berpengaruh.Relief well yang dipasang untuk menutup sumur mencapai kedalaman 2.300-an meter dari target 2.765 meter."Jadi kita doakan saja, semoga sumur bisa segera dimatikan.Kalau tidak maka tumpahan minyak tentu akan terus berlangsung," ujarnya.

Nicke Widyawati, Dirut PT Pertamina (Persero) sebelumnya menuturkan, penghentikan kebocoran pada Sumur YYA-1, ONWJ tuntas pada pada akhir September. "Tiga hal yang dilakukan pertama, adalah penanganan kontrol sumur dan Anjungan, kedua yakni penanganan oil spill serta yang paling sulit yakni penanganan masyarkat dan lingkungan," katanya. suh/E-12

Komentar

Komentar
()

Top