Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencemaran Minyak | Pengeboran Lubang untuk Menutup Kebocoran Dekati Pekerjaan Akhir

Pertamina Atasi Insiden Blok ONWJ

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

PT Pertamina (Persero) menargetkan penutupan Sumur YYA-1, Blok ONWJ selesai pada akhir September mendatang.

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menargetkan penghentikan kebocoran pada Sumur YYA-1, Blok Offshore North West Java (ONWJ) selesai pada akhir September mendatang. Pertamina telah menggandeng penyedia jasa dari Amerika Serikat yakni Boots and Coots untuk menyumbat kebocoran dengan mengebor melalui Anjungan Soehanah.

"Upaya penutupan sumur ini diharapkan tuntas pada minggu ketiga September. Karena proses penutupan harus pas betul, dan kalau sampai tidak, akan menimbulkan bahaya lebih besar. Targetnya ditutup," ungkap Nicke Widyawati, Dirut PT Pertamina (Persero) dalam paparannya saat acara Silaturahmi Direksi PT Pertamina dengan Pemimpin Redaksi Media, di Jakarta, Kamis (30/8) malam.

Sekarang ini, menurut Nicke, penanganan penutupan sumur tersebut mendekati pekerjaan akhir. Pengeboran lubang untuk menutup sumur YYA sudah mencapai kedalaman sejauh 2.175 meter dari target 2.765 meter. "Tiga hal yang dilakukan pertama adalah penanganan control sumur dan Anjungan, kedua yakni penanganan oil spill serta yang paling sulit yakni penanganan masyarkat dan lingkungan," paparnya.

Baca Juga :
Atasi Inflasi Pangan

Terpenting, menurut Nicke, adalah upaya bagaimana menutup kebocoran pipa di sumur tersebut. Untuk menutup kebocoran ini, Pertamina sudah menggandeng Boots and Coots yang merupakan perusahaan asing yang telah berhasil mengendalikan kebocoran di Teluk Mexico. Di dalam Anjungan Blok ONWJ tersebut sebenarnya terdapat tiga sumur, termasuk YYA -1 tersebut. Diketahui sumur YYA-1 merupakan sumur reaktifasi tahun 2011 lalu ditutup, dan kemudian dibuka kembali.

Nicke menambahkan, untuk mengendalikan tumpahan minyak telah dipasang oil boom, tiga layer. Pertama, adalah mengurung tumpahan minyak di pusat kebocoran dengan memasang oil boom. Pertamina telah memasang sepanjang 5.800 meter Static Oil Boom di layer 1 dan 2 untuk menghadang oil spill dari sumber utama. Kedua, memasang 200 meter Movable Oil Boom untuk menghadang oil spill yang lepas dari sumber utama dan ketiga 400 meter Oil Boom untuk proteksi FSRU NR.

Libatkan Masyarakat

Hanya saja, Nicke mengakui kesulitan untuk menyelesaikan persoalan dampak kebocoran Anjungan ONWJ terhadap masyarakat terdampak. Aspek sosial inilah yang menjadi kendala paling sulit di lapangan. "Langkah nonteknis seperti dampak terhadap masyarakat inilah yang paling sulit, di antara tantangan lainnya untuk mengendalikan tumpahan minyak di laut," kata Nicke Widyawati.

Di dalam menanggulangi tumpahan limbah minyak, Pertamina telah mengoptimalkan masyarakat untuk turut serta membersihkan lingkungan. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat berdampak dan stakeholder pada umumnya untuk berpikir positif terhadap musibah Blok ONWJ. "Kita libatkan masyarakat untuk mengangkut limbah minyak tersebut, seperti angkutan Go-jek sehingga bagaimana musibah bagi kami ini, dapat menjadi berkah masyarakat sekitar," ujarnya.

Mengenai tumpahan minyak yang sampai ke darat, Nicke menuturkan minyak termasuk limbah berbahaya (B3). Kebetulan, anak usaha Pertamina yakni Patra Niaga bergerak di bidang limbah sehingga akan disalurkan limbah minyak tersebut ke tempat pengolahannya. "Minyak bisa diubah ke sesuatu yang bermanfaat seperti batu bata, dan kita sedang koordinasi dengan Kementerian PUPR dan Kementerian LHK untuk hal tersebut," katanya. suh/E-12

Komentar

Komentar
()

Top