Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Berita Bohong

Pers Harus Berperan dalam Memerangi Hoaks

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Saat ini sebaran hoaks (berita bohong) menjadi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan, terlebih lagi dengan gencarnya media sosial. Untuk menanganinya, pers harus bisa berperan dalam memerangi hoaks dalam pemberitaannya. Hal itu dilakukan karena hoaks merupakan virus berbahaya yang dapat melompat ke berbagai tempat.

"Pers harus sepakat dalam memerangi hoaks ke depan. Dengan adanya seminar ini, setidaknya ada persiapan untuk memerangi hoaks, apalagi menjelang pilpres akan banyak hoaks yang beredar," kata Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari, dalam Seminar Nasional yang bertema Pers Indonesia Melawan Berita Hoaks, di Jakarta, Kamis (21/11).

Atal berharap semoga lewat diskusi ini semua pihak bisa memerangi hoaks yang ada di internet. Untuk inilah tugas pers memerangi persebaran hoaks tersebut, bahkan jika bisa membantu masyarakat memberikan petunjuk berita yang sebenarnya.

Dalam memerangi berita bohong ini pers akan menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Apalagi, di tengah fenomena banjir informasi di era digital ini. Namun, dengan bersinergi dan bersama-sama maka hoaks tersebut akan dapat dikalahkan.

Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo menjelaskan banyak kasus buruk yang terjadi akibat hoaks. Hal itu terjadi karena banyak oknum yang memang sengaja memanfaatkan hoaks sebagai senjata perang mereka. Terlebih di tahun politik seperti saat ini.

Semakin Meresahkan

Bahkan, kata Yosep, akhir-akhir ini hoaks menjadi perbincangan serius di negara ini seiring dengan maraknya berita palsu di jagat media sosial. Keberadaannya pun semakin meresahkan dan dinilai bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas keamanan dan ekonomi nasional.

"Untuk ini kita harusnya bisa menjadi verifikator. Media harus bisa menjadi alat yang di mana ketika orang bingung dengan informasi, di sinilah (jurnalis) sebagai yang benar," kata Yosep.

Yosep menjelaskan media sosial yang berkembang begitu cepat telah mendorong distribusi informasi ke seluruh masyarakat tanpa filter yang cukup, sehingga sulit sekali bagi orang awam untuk mengidentifikasi informasi yang ada itu valid (benar) atau tidak. Dalam konteks ekonomi, hoaks punya efek yang besar terhadap perekonomian.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi menjelaskan sesungguhnya masyarakat bisa dengan cepat mengenali beredarnya berita hoaks. Ciri-ciri hoaks biasanya menyebarkan kebencian, permusuhan, provokasi, hingga meminta disebarluaskan.

"Untuk meredam peredaran hoaks, seharusnya pers dapat mengambil perannya," katanya.

mza/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top