Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Literasi

Perpustakaan Prof Lafran Pane Munculkan Intelektual Baru

Foto : FOTO-FOTO: DOK. BURHANUDDIN ARITONANG
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah Prof Lafran Pane dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional di Jakarta pada 10 November 2017, proses pembangunan perpustakaan daerah di Sipirok itu pun berlanjut. Dalam hubungan itu, perjalanan pertama dimulai dari syukuran pemberian gelar Pahlawan Nasional di Desa Pangurabaan, Sipirok, tempat kelahiran Prof Lafran Pane.

Acara syukuran diselenggarakan masyarakat Sipirok bersama Bupati dan jajaran Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel), yang dihadiri sesepuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Akbar Tandjung, dan beberapa lainnya. Usai acara syukuran dilanjutkan dengan meninjau pembangunan Perpustakaan Daerah yang juga berada di desa itu.

Penetapan Prof Lafran Pane sebagai pahlawan nasional dilandasi berbagai pertimbangan. Diantaranya kiprah perjuangannya ketika masih muda, khususnya keterlibatannya di kelompok pemuda yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.

Kepindahannya ke Yogyakarta menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) masih terus dilanjutkan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Terutama melalui kegiatan mahasiswa. STI kelak menjadi Universitas Islam Indonesia (UII), dan menjadi bagian dari terbentuknya Universitas Gadjah Mada (UGM). Lafran Pane tercatat sebagai mahasiswa pertama di Fisipol UGM dan menyelesaikan pendidikannya di kampus perjuangan itu.

Ketika menjadi mahasiswa itulah Lafran memprakarsai pendirian HMI. Pembentukan organisasi kemahasiswaan yang bersifat independen ini bertujuan mempertahankan negara Indonesia yang baru didirikan, sekaligus mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta mendalami dan mengembangkan ajaran Islam, khususnya dikalangan mahasiswa. Tidak mengherankan bila Prof Lafran Pane yang kelak menjadi mahaguru di UII, UGM, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta, lebih banyak dikenal sebagai pemrakarsa sekaligus pendiri HMI. HMI telah melahirkan banyak kader dan alumni yang memberi sumbangan nyata dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Alumninya bergerak di berbagai bidang kehidupan di masyarakat.

Walaupun Lafran berkiprah dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Yogyakarta, Lafran Pane dilahirkan di Sipirok, Tapsel, Sumatera Utara. Lafran merupakan saudara kandung sastrawan terkenal Sanusi Pane dan Armijn Pane. Orangtuanya, Sutan Pangurabaan, seorang guru, dan melahirkan banyak tulisan dalam bentuk buku. Novelnya Tolbak Halean mendapat perhatian dari berbagai ahli, termasuk dari luar negeri.

Berdasar pada pertimbangan inilah Pemkab Tapsel, mendirikan sebuah Perpustakaan Umum, dan diberi nama Perpustakaan Prof Lafran Pane.

Perpustakaan umum ini berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi. Bangunannya sekitar 500 meter persegi. Bertingkat dua, dilengkapi kantor dan berbagai fasilitas, termasuk halaman parkir yang dapat menampung sekitar 20 mobil. Konon halaman perpustakaan akan diperluas lagi, baik ke samping maupun ke bagian belakang.

Perpustakaan yang diresmikan Kepala Perpustakaan Nasional, pada 5 Pebruari 2018 ini terletak dipinggir jalan Sipirok-Tarutung. Tempat yang amat strategis, dan menjadi titik penanda dan titik pertemuan bagi para pelintas.sur/R-1

Kembangkan Koleksi

Koleksi perpustakaan masih terbatas. Tetapi berkat sumbangan instansi serta alumni HMI, perpustakaan semakin lengkap. "Pada Jumat (1/2) yang lalu saya menyumbangkan sekitar 1.000 judul buku yang merupakan sebagian dari koleksi buku Baharudin Aritongan, mantan pengurus HMI dan mantan Anggota DPR RI, terutama buku agama Islam dan susastra," ujar Suradi, penulis.

Setelah disinggung Sekdakab Tapsel, Parulian Nasution, tentang buku-buku HMI dan buku tentang Prof Lafran Pane, Aritonang berniat pula untuk menyumbangkan koleksi buku saya tentang topik itu. Begitu juga buku buku lainnya.

Dengan bantuan buku-buku tersebut, dapat diharapkan koleksi Perpustakaan Prof Lafran Pane ini akan bertambah terus. Sementara itu, Perpustakaan Nasional telah memberi banyak bantuan, diantaranya mobil operasional, bahkan akan memberi dana untuk mengembangkan perpustakaan digital. "Perkembangan teknologi juga akan kami perhatikan," tambah Parulian Nasution.

Ketika penyerahan buku berlangsung, beberapa anak-anak Sekolah Dasar (SD) berseragam pramuka memasuki ruang bawah perpustakaan. "Mereka rutin berkunjung," ucap Ongku Muda Sormin, Kepala Perpustakaan. Begitu juga murid SMP dan SLTA. Walau teknologi informasi (seperti smartphone, Facebook, Instagram, dan lainnya) semakin berkembang, penggunaan bahan bacaan pun tetap bertahan. Jika pengembangan literasi berlangsung, perpustakaan tetap ramai dikunjungi mereka yang memerlukan sumber bacaan tertulis seperti buku, majalah, dan lainnya.

"Ke depan kita akan mengembangkan perpustakaan ini dengan beragam kegiatan. Di samping berbagai pelatihan, ulasan tentang buku, akan dikembangkan sayembara penulisan, baik dikalangan guru sendiri maupun siswa," tambah Parulian Nasution.

Sipirok yang kini tumbuh menjadi ibukota kabupaten tampaknya mencoba mengejar ketertinggalannya. Kota yang terletak di lereng Gunung Sibualbuali ini sesungguhnya daerah yang subur dan maju. Apalagi kini penerbangan Jakarta-Pinangsori berlangsung setiap hari. Dari Pinangsori ke Sipirok hanya sekitar 100 kilometer.

Dalam tempo 2 jam, dapat dijangkau dari Jakarta. Berdasar buku yang ditulis St Pangurabaan, di kota ini pernah berdiri sebuah sekolah zending, yang gurunya diantaranya Nomensen yang kelak menjadi pendakwah agama Kristen di Tapanuli Utara. Sebuah pesantren juga telah lama berdiri di kota ini. Banyak tokoh nasional, dilahirkan di kota sejuk dan subur ini.

Melalui pendirian Perpustakaan Daerah Prof Lafran Pane diharapkan akan lahir generasi baru yang lebih cerdas dan berwawasan luas. Tentu dengan dasar agama yang kuat. Mereka akan ikut membangun daerahnya, serta melahirkan kembali orang orang pintar dan hebat. Sur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top