Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Pernyataan Elite Harus Dapat Dicontoh

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Harus diakui banyak orang yang tidak layak berada di jajaran elite politik. Ada yang karakternya buruk. Ada yang dari rekam jejaknya tidak jujur. Hanya 'nasib' mereka bisa berada di jajaran partai, legislatif, atau bahkan pemimpin seperti kepala daerah. Maka tak heran kalau sering muncul pernyataan-pernyataan yang tidak sopan, tidak pantas, dan tidak memperlihatkan kepribadian yang bermutu.

Banyak elite memiliki karakter buruk. Mereka asal (maaf istilah) "njeplak" kalau berbicara. Artinya banyak pernyataan yang keluar, tanpa dipikir, disaring, dan dipilah. Ini seakan memperlihatkan mereka tidak educated. Pernyataan terbaru keluar dari Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Poyouno, yang menyamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menduga, pernyataan Arief tersebut dimaksudkan untuk menjadikan PDIP sebagai musuh bersama. Ini sejalan dengan posisi PKI sebagai partai terlarang. Dia menilai, ini bukan upaya membangun komunikasi politik yang beradab. Ini menurutnya sangat menyesatkan publik.

Latar belakangnya, Arief geram dengan pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto saat merespons kritik Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto atas disahkannya Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (RUU Pemilu) oleh DPR. Atas ini, Arief mungkin dibawa emosi sehingga keluar pernyataan yang sangat tidak pada tempatnya dari sisi mana pun.

Dia menyatakan, "Biasanya sifat PKI itu antikritik dan melanggar Konstitusi. Makanya, wajar, sehingga PDIP sering disamakan dengan PKI seperti keluhan Hasto kepada media saat menanggapi pernyataan Prabowo." Orang boleh emosi. Tetapi kemampuan mengendalikan emosi memperlihatkan kematangan seseorang sebagai pribadi. Kematangan pribadi akan merespons setiap pernyataan secara santun dan arif.

Tidak hanya Arief ini, perilaku dan pernyataan para politikus lain juga sering sembarangan. Mereka tidak mampu menyadari posisi bahwa mereka berada di "menara" sehingga sepak terjang dan omongannya otomatis dilihat dan diketahui banyak orang. Di sini hanya perlu diingatkan agar masalah tersebut diselesaikan secara damai atau hukum.

Sebab kondisinya akan semakin menambah gaduh bila gagal menangani dan saling membela kawan. Proses hukum sebaiknya menjadi pilihan utama penyelesaian, kalau tidak mau menempuh jalur kekeluargaan. Jangan sampai kasus ini menambah kegaduhan nasional karena baru saja selesai dengan kasus Ahok.

Semua harus ikut menjaga ketenangan dan kedamaian nasional agar para investor tidak takut datang ke sini. Sudah benar kalau Partai Gerindra sendiri akan memprosesnya ke mahkamah partai. Namun ada baiknya juga untuk memberi efek kapok, PDIP membawa kasus ini ke ranah hukum. Namun jangan sampai ini menjadi melebar ke politisasi.

Meja hijau menjadi tempat paling tepat agar masalahnya terpagari, sehingga tidak menyebar. Menjaga ketenangan masyarakat sangat penting karena momen sudah memasuki era dukung mendukung dan pencalonan presiden untuk pemilu dua tahun lagi mulai bergulir. Ini harus menjadi pelajaran para elite agar dalam mengeluarkan ungkapan berhati-hati, sopan, dan santun. Jadi, masyarakat bisa mencontoh yang baik. Jangan memberi contoh buruk kepada rakyat.

Komentar

Komentar
()

Top