Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perlu Edukasi Setop "Bullying" Sejak Daini

Foto : ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Pusat

Polsek Cempaka Putih terus menggencarkan penyuluhan sekaligus deklarasi anti tawuran di SMK Negeri 39 Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para murid perlu sejak dini mendapat edukasi siaga bencana, antitawuran, dan setop perundungan. "Isu mengenai setop perundungan, antisipasi tawuran dan kesehatan reproduksi perlu ditanamkan sedari dini pada generasi muda," jelas Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, di Jakarta, Jumat.

Menurut Dhany, sejak dini perlu adanya tahapan edukasi yang dilakukan orang tua ataupun guru kepada anak usia hingga remaja terkait kasus-kasus yang marak. Harapannya, mereka benar-benar bisa memahami dan menjadi agen sosial dalam penanganan bencana, setop perundungan, tawuran, serta kesehatan reproduksi.

Dhany mengapresiasi kegiatan seminar rutin yang merupakan kolaborasi organisasi nonpemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat bersama Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dan Unik Kerja Perangkat Daerah terkait.

Baca Juga :
Edukasi Tanaman Hias

Pada hari Rabu (9/10) lalu, sebanyak 111 pelajar SMA Negeri 10 Jakarta mengikuti seminar sehari. Seminar bertema "Pelajar Tangguh dalam Kebencanaan, Antisipasi Tawuran dan Kesehatan Reproduksi."

Tidak hanya mengedukasi dari aspek medis, materi yang disampaikan juga berisi pesan moral tentang norma agama dan budaya di tengah masyarakat. Siswa juga diberikan pemahaman terkait kesiapsiagaan bencana banjir, kebakaran, dan gempa bumi.

Pada awal September, polisi menangkap pelaku tawuran di bawah jembatan layang kereta api di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Besar Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kasus ini menewaskan seorang pelajar.

Aksi tawuran terjadi Minggu (8/9) dini hari pukul 03.00 WIB dan menewaskan seorang pelajar asal Tanjung Priok berinisial MF (17).

Lalu, akhir September kepolisian menetapkan lima pelajar sebagai tersangka. Sebab membawa senjata tajam untuk tawuran. Bahkan ada yang menyiram anggota kepolisian dengan air keras di kawasan Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, Senin (30/9) malam.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top