Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Mata

Perlu Banyak Berada di Luar Ruangan

Foto : Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

Cara mengatasi rabun jauh atau miopi yang dilakukan banyak ahli di dunia adalah dengan intervensi berbasis cahaya. Metode yang dilakukan berpusat pada panjang gelombang di ujung spektrum cahaya tampak yang dikenal sebagai terapi lampu merah tingkat rendah yang berulang.

Perawatan tersebut melibatkan penggunaan perangkat meja yang terlihat mirip dengan mikroskop. Alat akan memancarkan laser dengan intensitas rendah dan panjang gelombang panjang langsung ke mata pengguna.

Awalnya dikembangkan untuk kondisi mata yang berbeda, metode ini diperkirakan bekerja dengan meningkatkan aliran darah di bola mata sebuah mekanisme yang sangat berbeda dari paparan sinar matahari alami yang menginduksi dopamin.

Data uji coba dari Tiongkok telah menunjukkan potensi terapi ini dalam mengendalikan dan mencegah miopi. Dalam penelitian selama setahun yang dilakukan di sepuluh sekolah dasar di Shanghai. Dalam penelitian kepada anak-anak yang berisiko tinggi terkena miopi yang menerima terapi lampu merah selama tiga menit dua kali sehari, lima hari dalam sepekan.

Pada mereka yang diterapi selama tiga menit dua kali sehari, beresiko setengah lebih kecil terkena miopi dibandingkan yang menerima terapi dua menit dua kali dalam lima hari sepekan dan mereka yang tidak menerima terapi.

"Jika kita melakukan intervensi lampu merah ini, prevalensi miopi akan berkurang secara signifikan seiring berjalannya waktu," kata Mingguang He, dokter mata di Universitas Politeknik Hong Kong, yang ikut memimpin penelitian tersebut.

Namun para ahli spesialis miopi telah menyuarakan kekhawatirannya mengenai keamanan perangkat terapi lampu merah, setelah seorang gadis berusia 12 tahun mengalami kerusakan retina setelah menggunakannya.

"Spesifikasi teknisnya mengkhawatirkan," kata Lisa Ostrin, ilmuwan penglihatan di University of Houston College of Optometry di Texas, yang ikut menulis laporan awal tahun ini yang menyoroti potensi cedera termal pada mata yang disebabkan oleh terapi tersebut.

Namun para pendukung yang diajak bicara oleh Nature berpendapat bahwa hal tersebut aman. Nathan Congdon, dokter mata di Queen's University Belfast, Inggris, serta kolaboratornya berencana untuk melakukan uji coba intervensi tersebut di ruang kelas. Uji coba akan dimulai untuk anak-anak prasekolah di Singapura dan untuk siswa sekolah dasar di Hong Kong.

Ada satu tindakan pencegahan lain yang mendapatkan momentum obat yang disebut atropin. Mirip dengan beberapa terapi berbasis cahaya, pengobatan ini juga menargetkan dopamin. Tahun lalu, para peneliti di Hong Kong melaporkan bahwa obat tetes mata yang mengandung atropin dapat mengurangi kejadian miopi.

Obat ini sudah banyak digunakan untuk membantu mengendalikan perkembangan miopi, dan umumnya memiliki efek samping yang minimal. Namun, untuk pengobatan pencegahan, masalah toleransi yang ringan sekalipun bisa jadi lebih besar daripada yang bisa diterima oleh beberapa orang.

Sementara itu, penelitian terhadap siswa sekolah dasar di Provinsi Yunnan, di barat daya Tiongkok, menunjukkan adanya cara yang sangat berbeda dalam meniru alam terbuka. Pendekatan ini tidak bergantung pada cahaya, melainkan menciptakan kembali lingkungan visual naturalistik yang mendorong fokus retina. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top