Perkuat Struktur Industri Baja Nasional
Foto: istimewaJAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta para pelaku usaha berpartisipasi dalam membangun dan memenuhi rantai pasok baja hulu dimulai dari proses iron making dan steel making. Partisipasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan bahan baku yang murah dan berkualitas.
"Hal ini agar membawa manfaat bagi pendalaman struktur industri hilir melalui inovasi sesuai kebutuhan pengguna," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangannya dalam Peresmian Mesin Light Section Mill (LSM) PT Gunung Raja Paksi Tbk di Cikarang Barat, Kamis (9/6).
Indonesia telah menginisiasi peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk mempercepat penerapan industri 4.0, dan sudah banyak diadaptasi oleh berbagai sektor industri, termasuk industri baja. "Diharapkan dari sektor hulu hingga hilirnya harus menjadi leader dalam peningkatan inovasi serta kemampuan bagi industri penggunanya," ujar Menperin.
- Baca Juga: Indonesia Dukung Pasar Kredit Karbon dalam Diskusi APEC
- Baca Juga: Sosialisasi Layanan
Agus menegaskan pemerintah bertekad untuk mendukung investasi dan inovasi dalam pemenuhan struktur pohon industri baja, dengan produk hulu sebagai bahan baku hingga produk hilir yang tinggi inovasi yang terpenuhi dalam harmonisasi supply-demand baja nasional. Untuk itu, pemerintah menyusun kebijakan pengembangan industri nasional sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, yang saat ini telah memasuki tahap II pada 2020-2024 dengan target kapasitas baja nasional sebesar 17 juta ton.
Sejumlah kebijakan strategis lainnya, antara lain penerapan standar produk yang selalu diperbarui sesuai kemampuan industri dan kebutuhan pengguna. Saat ini, untuk produk logam telah diberlakukan sebanyak 28 Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib.
Selain itu, pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di lintas sektor, penetapan trade remedies melalui pertimbangan rantai pasok industri hulu hingga hilir, serta dukungan ekspor. Pemerintah juga menetapkan berbagai insentif untuk mendukung pertumbuhan industri, di antaranya pengurangan harga gas industri, tax allowance dan tax holiday.
Investasi Baru
Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Gunung Raja Paksi Tbk yang melakukan investasi baru senilai 1 triliun rupiah untuk pemanfaatan mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton per tahun. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional.
Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menyampaikan, penambahan investasi sebesar 1 triliun rupiah tersebut merupakan upaya perusahaan untuk menambah kapasitas produksi menjadi 500 ribu metrik ton dengan teknologi terbaru dan pemakaian energi yang efisien.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 3 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 4 Pusat perbelanjaan konveksi terbesar di Situbondo ludes terbakar
- 5 Ini Cuplikan Tema Debat Ketiga Pilkada DKI
Berita Terkini
- Sekda Garut Sebut Program Perhutanan Sosial Upaya Mengentaskan Kemiskinan
- Media Sebut Trump Diduga Desak Senator Setujui Gaetz sebagai Jaksa Agung AS
- BRIN Jelaskan Manfaat Penggunaan Teknologi Terhadap Praktik Akuakultur
- Bantul Fasilitasi Pelatihan Calon Transmigran Sebelum Diberangkatkan
- Keren Membanggakan, Timnas Futsal Putri Indonesia Raih Kemenangan 7-0 Atas Myanmar