Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Covid-19 I Pelaku Perjalanan Harus Sudah Dapat "Booster"

Perkuat Prokes guna Cegah Penularan Subvarian BN.1

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat diingatkan untuk terus memperkuat penerapan protokol kesehatan (prokes) guna mencegah risiko penularan Covid-19 subvarian Omicron BN.1. Penyebaran subvarian Omicron BN.1 perlu diantisipasi terutama menjelang libur akhir tahun.

"Penguatan protokol kesehatan perlu menjadi perhatian mengingat saat ini subvarian BN.1 telah terdeteksi di Indonesia," kata Kepala bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, dihubungi di Jakarta, Jumat (9/12).

Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan saat libur akhir tahun biasanya terjadi peningkatan mobilitas penduduk sehingga perlu disiplin menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Seperti dikutip dari Antara, Masdalina mengatakan penerapan protokol kesehatan ditambah dengan vaksinasi Covid-19 mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat merupakan kunci utama untuk menekan kasus Covid-19, termasuk subvarian BN.1.

"Protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan kunci penting dalam memberikan perlindungan dari risiko penularan Covid-19," katanya.

Selain itu, Masdalina juga mengingatkan pentingnya tes atau pemeriksaan Covid-19 terutama bagi mereka yang memiliki gejala atau mereka yang melakukan kontak erat.

"Masyarakat yang merasakan gejala penyakit yang mengarah ke Covid-19 juga diharapkan untuk melakukan tes secara mandiri, atau beristirahat di rumah sehingga mencegah risiko penularan kepada orang lain," katanya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia berjumlah 20 kasus sejak kali pertama dideteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan 20 kasus BN.1 di Indonesia hingga saat ini dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.

Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron. Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India.

Antisipasi Lonjakan

Pakar Keamanan dan Ketahanan Kesehatan dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan vaksinasi dosis penguat bagi pelaku perjalanan libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 menjadi mitigasi yang penting diterapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

"Kalau saat Natal dan Tahun Baru nanti tidak melakukan upaya mitigasi dengan memastikan orang beraktivitas adalah yang telah mendapatkan booster, itu akan sangat berisiko," kata Dicky.

Dicky yang juga seorang epidemiolog itu mengemukakan situasi pandemi di Indonesia sedang memasuki era mix varian dengan kemunculan Subvarian Omicron XBB, BQ.1, BA.5, dan yang terbaru adalah BN.1.

Ia mengatakan varian tersebut dapat memicu kemunculan jenis baru yang lebih ganas saat terjadi percampuran dalam inang di tubuh manusia.

Situasi itu berpotensi melahirkan varian super yang ditandai dengan kemampuan memicu gejala yang lebih berat serta menghindar dari imunitas tubuh.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top