Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Kolaborasi, BKKBN Sulsel Studi Tiru Strategi Penurunan Stunting di Bali

Foto : ANTARA/HO-BKKBN Sulsel

Suasana Kepala Perakilan BKKBN Sulsel Shodiqin (kiri) di sela penerimaan rombongan Perwakilan BKKBN Sulsel yang melakukan studi tiru di BKKBN Provinsi Bali yang angka prevalensi stuntingnya terendah di Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

Makassar - Perkuat kolaborasi, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan melakukan studi tiru penurunan stunting di Bali yang memiliki prevalensi stuntung terendah di Indonesia.

"Bali sebagai provinsi dengan angka prevalensi stunting terendah se-Indonesia, karena itu Bali jadi lokasi studi tiru Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin dalam keterangan persnya melalui Humas BKKBN di Makassar, Minggu.

Rombongan studi tiru ini diterima oleh Penanggung Jawab Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Bali, I Putu Gede Sumerta beserta Koordinator Program Satgas Stunting Bali dr I Gusti Agung Ayu Mas Widiastuti.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel menyebutkan rombongan dari Makassar berjumlah 43 orang terdiri dari Kepala OPD-KB se-Sulawesi Selatan dan Ketua Tim Kerja Lingkup BKKBN Sulsel.

"Kunjungan kami ke BKKBN Bali dalam rangka Studi Tiru terkait Pengelolaan Kampung KB, Dashat, dan Pengelolaan DAK, khususnya pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting," kata Shodiqin.

Selain itu, Shodiqin menyebutkan Provinsi Bali memiliki banyak capaian yang baik dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana, khususnya Program Percepatan Penurunan Stunting.

Bali merupakan provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia, mencapai 8 persen berdasarkan SSGI tahun 2022, angka ini jauh di bawahnasional yaitu 21,6 persen dan Sulawesi Selatan 27,2 persen.

"Selain itu, Kami melihat pengelolaan Kampung KB di Bali juga sangat Baik, sehingga mendorong Kami untuk belajar bagaimana upaya dan strategi yang dilakukan sehingga dapat diterapkan di Sulsel," ujar Shodiqin.

Hal itu sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022, ditargetkan tahun 2024 setiap desa/kelurahan membentukKampung KB dimana didalamnya terintegrasi dengan Rumah Dataku dan Program Dapus Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Adapun target Kampung KB di Sulsel sudah mencapai 100 persen, yaitu 2.555 Kampung KB dari target 2.243 atau sekitar 113 persen, namun capaian ini tidak sebanding dengan pembentukan Dashat dan Rumah Dataku.

"Saat ini Dashat baru terbentuk 647 atau 13 persen dari target 2.067 dan Rumah Dataku 1.624 atau 42 persen dari target 1.624," kata Shodiqin

Karena itu, dia berharap kunjungan ini bisa menjadi wadah berdialog dan bertukarpengalaman serta informasi dalam mengoptimalkan pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting sehingga target prevalensi stunting 14 persen dapat diraih pada 2024.

Mewakili BKKBN Bali, I Putu Gede Sumerta menyambut baik kunjungan rombongan BKKBN Sulsel di Bali. Menurutnya kunjungan ini menjadi sebuah penghargaan dan kesempatan bagi kedua pihak untuk saling bertukar pengalaman dan strategi dalam pelaksanaan program yang ada.

Ia menambahkan upaya pengentasan stunting dilakukan dengan membangun kerjasama dan koordinasi antara pemerintah dengan lembaga adat yang berjumlah 1.493 desa adat.
.
"Dalam upaya pencegahan stunting, kami menggunakan potensi budaya lokal sebagai kekuatan untuk menggerakkan masyarakat bekerja sama dengan Dewan Adat setempat untuk menyasar dan memberikan pendampingan kepada remaja yang akan menikah," jelas I Putu Gede Sumerta.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top