Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Daya Saing, Universitas PTIQ Wisudakan Ratusan Sarjana

Foto : istimewa

Universitas PTIQ Jakarta menggelar acara wisuda Sarjana, Magister dan Doktor di Jakarta Convention Center pada Selasa, (21/11)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Demi membangun peradaban dan daya saing bangsa, Universitas PTIQ Jakarta menggelar wisuda Sarjana, Magister dan Doktor. Totalnya mencapai 790 wisudawan.

Rektor Universitas PTIQ Jakarta, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar pada sambutannya menyampaikan perubahan status PTIQ menjadi universitas akan mengokohkan pusat peradaban Al Qur'an.

"Pertama, di tahun 2023 tepatnya di tanggal 17 Januari 2023, PTIQ telah beralih status dari Institut menjadi universitas. Dengan menjadi universitas semakin mengokohkan PTIQ menjadi pusat peradaban Al Qur'an tidak saja di Indonesia tetapi juga dunia," ujar Nasaruddin dalam acara wisuda yang digelar di Jakarta Convention Center pada Selasa, (21/11).

Selain itu, melalui visi keilmuan ini, Nasaruddin yakin PTIQ akan berperan aktif dalam mengakhiri dikotomi ilmu agama dan sains dalam praktik pendidikan. Identitas PTIQ Jakarta sebagai lembaga yang selama ini fokus pada pengkajian, pendalaman, dan hafalan Al Qur'an tidaklah hilang, malah akan semakin sempurna ditahbiskan sebagai lembaga pengkajian Al Qur'an.

Kedua, dia menambahkan, Universitas PTIQ Jakarta telah menjalin kerjasama dengan Masjid Istiqlal Jakarta dalam mengelola Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang digagas oleh Imam Besar Masjid Istiqlal. Mereka yang menempuh PKU Istiqlal ini mendapatkan beasiswa penuh dari LPDP dan menjadi wakil dari berbagai propinsi yang terdapat di Indonesia.

"Mereka akan dididik sebagai kader ulama yang mumpuni yang akan kembali ke daerah masing-masing sebagai penerang bagi kehidupan masyarakat. Sekedar informasi, beberapa rekognisi internasional yaitu Universitas PTIQ Jakarta diberikan amanah untuk membina dan mengirimkan Imam-imam di beberapa masjid di luar negeri, seperti di Qatar, Uni Emirat Arab, dan Mesir, Korea Selatan, Amerika Serikat dan terakhir di Austria. Rekognisi ini menjadi modal penting Universitas PTIQ Jakarta untuk menjadi Center of Excellence for Qur'anic Studies, integrasi keilmuan, serta moderasi beragama," katanya.

Sementara itu ketiga, minat calon yang terus meningkat. Pada tahun akademik 2023/2024, peminat atau calon mahasiswa yang mendaftar kurang lebih 1752 calon mahasiswa, tetapi karena keterbatasan sarana, Universitas PTIQ Jakarta hanya mampu menampung sekitar 1040 mahasiswa.

Selain itu, Nasrudin berharap PTIQ bisa semakin mendunia kedepannya dengan prestasi alumni yang dicapai. PTIQ juga terus aktif dalam kancah global dengan hadirnya PTIQ di Maroko, Mesir, dan Amerika hingga kemungkinan di Eropa

Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan al-Quran (YPA), H. Pontjo Sutowo memberikan catatan terkait dalam mewujudkan masyarakat bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

"Sesuai dengan tema wisuda saat ini, yakni "PTIQ Mempersiapkan Ummat di Masa Datang, kami ingin memberi catatan terhadap tema tersebut terutama dalam hubungannya dengan masyarakat bangsa yang masih jauh untuk mewujudkan cita-citanya sebagai masyarakat bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," ujarnya.

Menurut Pontjo, mempersiapkan ummat berarti juga mempersiapkan bangsa dan harus dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara luas dan berkesinambungan. "Karena kami menyadari bahwa mempersiapkan ummat berarti juga mempersiapkan bangsa. Atau mempersiapkan bangsa dimasa datang sekaligus pula mempersiapkan ummat. Dan untuk ini sudah barang tentu melalui proses pembangunan yang berencana dan dengan cara melibatkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat secara luas dan berkesinambungan," ujarnya.

Pontjo menegaskan bahwa masyarakat bangsa ini ingin menampilkan sosok dan citranya sendiri yang independen, yakni ingin membangun oleh masyarakat bangsanya sendiri, sehingga dapat mewujudkan pembangunan Indonesia.

"Bukan pembangunan di Indonesia. Dalam hubungan ini kita harus berusaha melepaskan tali pemihakan dengan kelompok bangsa atau negara manapun juga. Sehingga kita dapat mengakarkan diri pada agenda bangsa sendiri. Karena itu pembangunanan Indonesia dan pembangunan peradaban Indonesia, harus berangkat dari tiga ranah pancasila, ranah nilai spritual, ranah tata kelola dan ranah tata sejahtera. Dalam kaitan ini maka PTIQ sangat berperan besar untuk mengembangkan ranah tata nilai," ujarnya menambahkan.

Selain wisudawan acara itu juga dihadiri orang tua serta beberapa tamu undangan. Di antara tamu undangan, hadir para duta besar berbagai negara Dubes Saudi Arabia, Amerika, Belanda, Malaysia, Palestina, Iran, Irak, dan Sudan. (ers)


Redaktur : Sriyono
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top