Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perjuangan Kipchoge Berbuah Rekor Dunia Maraton

Foto : AFP / John MACDOUGALL
A   A   A   Pengaturan Font

Perjuangan dan sikap disiplin Eliud Kipchoge berbuah manis. Pelari marathon asal Kenya yang sukses memecahkan rekor dunia pekan lalu di ajang BMW Berlin Marathon 2018 itu adalah seorang yang memiliki disiplin diri luar biasa.

Dia bangun dari tempat tidur jam 5 pagi untuk langsung berlatih dengan lari pagi. Dia mengatur waktunya dengan baik saat sehari - hari tinggal bersama istri dan tiga anaknya. Bersama keluarganya, Kipchoge tinggal di kamp latihan yang terletak 8000 kaki di atas permukaan laut.

Kipchoge sendiri adalah pelari terkenal versi jarak jauh yang sangat berbeda dengan pelari paling terkenal, sprinter Usain Bolt. Namun kerendahan hati ditunjukkan Kipchoge. Sebagai seorang atlet dengan segudang prestasi, dia adalah pria kaya, namun masih mau menggosok toilet.

Sikap disiplin juga ditunjukkan Kipchoge dalam mengevaluasi latihannya. Sejak dia mulai serius menekuni olah raga maraton, dia mencatat setiap hasil latihannya di buku catatan. Hingga saat ini dia telah memiliki 15 buku catatan. Latihan menempuh ribuan mil selalu tertuang dalam catatannya tersebut.

Namun ada hal tak biasa dari seorang Kipchoge yang kini berusia 33 tahun adalah pola makan dan tidak terlalu memaksakan diri dalam latihan. Dia memperkirakan hanya mengerahkan 80-90 persen tenaganya untuk latihan. Sebaliknya, dia menyimpan yang terbaik dari dirinya, untuk tampil 100 persen saat berlomba. "Saya hanya ingin berlari dengan pikiran santai," ujarnya.

Kipchoge, berhasil membuktikan filosofinya itu pada ajang Berlin Marathon 2018, Minggu (16/9) lalu. Tak hanya itu dia juga memecahkan rekor dunia maraton catatan waktu 2 jam 1 menit 39 detik. Juara Olimpiade Rio 2016 itu, menempuh jarak 42.195km, dengan unggul 1 menit 18 detik dari rekor sebelumnya empat tahun lalu yang ditorehkan oleh Dennis Kimetto.

Raihan juara kali kedua di Berlin itu membuatnya kini telah memenangi sembilan dari 10 gelaran maraton yang dia ikuti. Kipchoge yang tak pernah mengalami cedera serius, sebelumnya hanya terpaut 8 detik dari rekor Kimetto, rekannya sesama pelari asal Kenya, saat dia juara di London Marathon 2016.

"Saya hanya akan mencoba untuk menjalankan yang terbaik untuk diri saya. Jika itu berhasil memencahkan rekor dunia, saya akan sangat senang," ujarnya sebelum tampil di Berlin. "Hanya orang yang disiplin dalam hidup yang akan meraih sukses. Tapi saya bukanlah budak dari suasana hati dan hasrat saya. Ini bukan tentang kaki; ini tentang hati dan pikiran," ucapnya.

Capaian Kipchoge juga merupakan peningkatan signifikan dari rekor dunia maraton sejak Derek Clayton mencatatkannya menjadi dua jam 23 menit pada tahun 1967.

Diakui sebagai pelari maraton terbesar di era modern, Kipchoge telah mendominasi balap marathon sejak melakukan debutnya di Hamburg pada tahun 2013. Dia sukses memenangkan emas dan perak d kejuaraan dunia pada nomor 5000 meter (2003, 2007). Perak dan perunggu Olimpiade (2008, 2004) pada nomor yang sama. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top