Perhatian Pasar Masih Tertuju pada The Fed, Cek Prediksi IHSG Jelang Akhir Pekan
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung bergerak datar, jelang akhir pekan ini. Perhatian pasar masih tertuju pada prospek kebijakan moneter daei bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat IHSG masih dibayangi oleh risalah rapat dewan kebijakan The Fed (FOMC) yang mengindikasikan bank sentral mengerem langkah normalisasi suku bunga acuan. Dalam risalah tersebut, The Fed pun mengakui kekhawatiran dampak kebijakan Presiden Donald Trump terhadap upaya-upaya normalisasi inflasi di AS.
Karenanya, Alrich memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (10/1), kembali bergerak konsolidasi di kisaran 7.030-7.130.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/1) sore, ditutup turun melemah 15,76 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.064,59, mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.
“Bursa regional Asia cenderung bergerak melemah, pasar tampaknya merespon risalah The Fed yang menunjukkan akan ada perlambatan pelonggaran kebijakan moneter di tengah inflasi diprediksi masih berlanjut,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Para pejabat The Fed khawatir tentang inflasi yang terus-menerus dan dampak potensial dari perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
The Fed juga mengisyaratkan mungkin sudah mendekati titik di mana akan tepat untuk memperlambat laju pelonggaran kebijakan.
Selanjutnya, pasar juga memiliki pandangan terkait rilis data ekonomi Tiongkok, yang mana harga konsumen di Tiongkok naik hanya 0,1 persen pada Desember 2024, kenaikan terendah dalam sembilan bulan, sementara harga produsen terus mengalami kontraksi selama 27 bulan berturut-turut.
Data ini menyoroti tekanan deflasi yang berpotensi meningkat di Tiongkok, meskipun ada langkah-langkah dukungan moneter dan fiskal yang sedang berlangsung.
Sentimen pasar semakin terbebani oleh laporan yang menunjukkan bahwa Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional untuk membenarkan tarif yang luas pada sekutu dan musuh.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- 'Wicked' Raup Rp1,1 Triliun di Pekan Pertama Perilisan Digital
- Peringatan HUT Penerangan TNI AD, Pendam IM Gelar Donor Darah
- Penambahan Masa Reses DPD RI Dinilai Berpotensi Menjadi Masalah
- Petenis Aldila Sutjiadi Mundur dari Australia Open 2025
- Bawa Batu dan Kayu, Banjir Bandang Terjang Rumah Warga di Bondowoso