Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perempuan Didorong Lakukan Imunisasi Kanker Serviks

Foto : ISTIMEWA

Kanker serviks

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling berisiko bagi wanita. Kanker yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) di Indonesia, menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi wanita dengan kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara.

Penderitanya mencapai 36.333 kasus baru atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia pada 2020. Tingginya angka kejadian kanker serviks ini bukan hanya berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat, tapi juga menjadi beban penyakit yang besar bagi negara.

Direktur Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M, mengatakan, urgensi pencegahan kanker serviks selain dilakukan edukasi, perilaku hidup bersih dan sehat, juga diperlukan imunisasi HPV. "Imuniasi berguna dalam menekan laju kejadian kasus kanker serviks, pemerintah Indonesia telah memasukkan imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional," ujar dia di Jakarta Selasa (31/1)

Imunisasi nasional merupakan 1 dari 14 antigen imunisasi rutin lengkap, yang terintegrasi dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Imunisasi HPV ini diberikan bagi anak perempuan kelas 5 dan diulang pada kelas 6 SD/sederajat.

"Untuk mendorong keberhasilan program ini, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan edukasi tentang pentingnya imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan primer kanker serviks," kata dia.

Guru Besar Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes, mengatakan saat ini, pemahaman terhadap virus HPV dan dampak kesehatan yang ditimbulkan masih menjadi tantangan. "Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya infeksi HPV. Padahal, HPV merupakan virus yang sangat berbahaya, dimana hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV," ujar dia.

Rendahnya kewaspadaan itu tak lepas dari masih banyaknya informasi yang kurang tepat terkait kanker serviks serta masih rendahnya cakupan skrining HPV DNA di Indonesia. Selain edukasi, upaya pencegahan berupa deteksi dini dan vaksinasi menjadi langkah yang perlu ditindaklanjuti.

"Sekarang vaksin HPV yang tersedia di Indonesia sudah banyak, ada 3 jenis vaksin HPV (bivalent, quadrivalent dan nonavalent) yang tersedia di rumah sakit dan klinik sehingga mudah untuk diakses oleh masyarakat luas," paparnya.

Managing Director MSD Indonesia George Stylianou mengatakan MSD Indonesia terus bermitra bersama pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, dan bebas dari kanker serviks. "Upaya ini tentunya selaras dengan strategi global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengeliminasi kejadian kanker serviks di dunia pada 2030, diantaranya melalui peningkatan akses informasi dan vaksinasi HPV," kata dia.

Menyambut Bulan Kesadaran Kanker Serviks Sedunia 2023, MSD Indonesia meluncurkan kampanye kesehatan #NgobrolinHPV. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat terkait ancaman virus HPV sebagai penyebab utama penyebaran kanker serviks.

"Tidak hanya itu, guna memberikan kemudahan akses informasi dan edukasi seputar kanker serviks dan vaksinasi HPV kepada masyarakat, MSD Indonesia juga meluncurkan portal informasi dan diskusi pertama di Indonesia yang fokus membahas terkait isu kanker serviks dan vaksinasi HPV," kata Country Medical Lead MSD Indonesia dr. Mellisa Handoko Wiyono.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top