Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

Perekonomian Tiongkok Diprediksi Tumbuh 5,2 Persen pada 2023

Foto : AFP/CHINA OUT

Para pekerja sedang mengerjakan konstruksi di Huaian, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, Kamis (26/10). PDB Tiongkok diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen pada 2023 dan 5 persen pada 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

GUANGZHOU - Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen pada 2023 dan 5 persen pada 2024, menurut laporan yang dirilis di International Financial Forum (IFF) pada Sabtu (28/10), demikian dilansir Xinhua.

Pertumbuhan global diproyeksikan melambat lebih lanjut tahun ini di angka 3,1 persen, dan kemungkinan akan tetap lemah pada tingkat yang sama pada 2024, menurut Laporan Keuangan dan Pembangunan Global IFF 2023 yang dirilis pada acara Peringatan 20 Tahun dan Pertemuan Tahunan IFF yang diselenggarakan, di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan.

Laporan tersebut mengatakan siklus pengetatan moneter di sebagian besar negara kemungkinan akan berakhir pada 2024. Namun, pengetatan moneter dan finansial kemungkinan akan terus berlanjut dan semakin menekan pertumbuhan permintaan serta memperlambat pemulihan global.

Oleh karena itu, IFF memperkirakan perekonomian global akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada 2024, dengan perekonomian maju tumbuh 1,3 persen dan perekonomian berkembang tumbuh 4,3 persen. Komunitas global harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Negara-negara harus mengupayakan kerja sama internasional dan multilateralisme dalam menghadapi tantangan-tantangan bersama, termasuk mengentaskan kemiskinan, melindungi lingkungan hidup dan mengurangi perubahan iklim, menyelesaikan konflik antarnegara, dan mengurangi ketegangan geopolitik, demikian menurut laporan itu.

Bersifat Independen

IFF merupakan sebuah organisasi internasional nonpemerintah yang bersifat nirlaba dan independen yang dibentuk di Beijing pada Oktober 2003.

Organisasi itu didirikan oleh para pemimpin keuangan dari 20 lebih negara dan kawasan termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa (UE), negara-negara berkembang, dan juga para pemimpin organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Secara terpisah, untuk memanfaatkan peluang baru dari pertumbuhan Tiongkok tersebut, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, pada Sabtu (29/10), mengundang komunitas bisnis AS untuk meningkatkan kontribusi ekonomi dan meningkatkan hubungan Tiongkok-AS.

Wang, yang juga anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan perwakilan komunitas bisnis AS dan sektor lain di Washington.

"Tiongkok siap bekerja sama dengan pihak AS untuk benar-benar menindaklanjuti konsensus penting yang dicapai antara kedua kepala negara, dan mengambil tindakan nyata untuk memperluas agenda positif hubungan bilateral dan mengurangi agenda negatif," kata Wang.

Ia mendesak kedua belah pihak untuk bekerja sama membuka jalan dan mengatasi hambatan agar kedua kepala negara dapat bertemu di San Francisco.

Wang menjelaskan dengan membaiknya iklim bisnis dan meningkatnya tingkat inovasi, Tiongkok semakin membuka diri terhadap negara-negara lain di dunia. Selain itu, serangkaian langkah besar yang diumumkan oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Forum Belt and Road untuk Kerja Sama Internasional yang ketiga telah membawa dampak penting. "Manfaatnya untuk meningkatkan kerja sama internasional dan memperkuat pertukaran ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS," ujarnya.

"Tiongkok mengapresiasi komunitas bisnis AS yang mampu mengatasi gejolak dalam hubungan bilateral dan tetap teguh dalam memajukan persahabatan Tiongkok-AS," kata Wang.

SB/Xinhua/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top