Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perekonomian DKI Jakarta Tetap Tumbuh Tinggi

Foto : istimewa

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,71% terhadap nasional, pada triwulan IV 2023 tetap tumbuh tinggi sebesar 4,85% (yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,93% yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mengatakan, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang masih tetap tumbuh tinggi ditopang oleh meningkatnya investasi, konsumsi Pemerintah, dan Konsumsi LNPRT. Di sisi lain, konsumsi RT dan ekspor tumbuh melambat.

Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha (LU) utama, pertumbuhan terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja LU Industri Pengolahan, LU Konstruksi, dan LU Jasa Keuangan. Namun, LU utama lainnya seperti perdagangan dan infokom tumbuh lebih rendah.

"Berdasarkan perkembangan tersebut, perekonomian DKI Jakarta secara keseluruhan tahun 2023 tumbuh 4,96% (ctc), lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 5,25% (ctc). Pertumbuhan tersebut sedikit berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05% (ctc)," sebutnya di Jakarta, Senin (5/2).

Dari sisi permintaan terangnya, investasi tumbuh sebesar 5,17% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,17% (yoy). Pertumbuhan terutama didorong oleh investasi bangunan seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan berbagai proyek strategis baik Pemerintah maupun swasta di DKI Jakarta.

Selanjutnya, pertumbuhan konsumsi Pemerintah juga mengalami perbaikan meski masih mengalami kontraksi menjadi sebesar -5,04% (yoy) dari triwulan sebelumnya (-15,87%). Konsumsi Pemerintah yang lebih baik terutama didorong oleh akselerasi belanja Pemerintah di akhir tahun terutama belanja modal yang bersumber melalui APBN.

"Adapun konsumsi LNPRT tumbuh tinggi mencapai 15,43% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,27% (yoy) sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas partai politik jelang pemilu 2024," ujarnya.

Di sisi lain, konsumsi RT tumbuh melambat dari 5,49% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 5,23% (yoy) pada triwulan IV 2023. Perlambatan terutama bersumber dari penurunan konsumsi untuk transportasi dan komunikasi, restoran dan hotel, serta makanan dan minuman.

Adapun kinerja ekspor juga tumbuh melambat menjadi sebesar 4,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (5,82% yoy). Perlambatan terutama bersumber dari penurunan kinerja ekspor barang terutama untuk komoditas mesin dan peralatan listrik serta mesin dan pesawat mekanik yang dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jakarta terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja LU industri pengolahan dengan pertumbuhan sebesar 2,54% (yoy) pada triwulan IV 2023, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (2,19% yoy). "Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kinerja pada industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan alas kaki serta industri kimia," urai Arlyana.

Adapun LU konstruksi juga tumbuh meningkat dari 2,98% (yoy) menjadi 4,53% (yoy) pada triwulan IV 2023 sejalan dengan masih berlanjutnya pembangunan berbagai proyek strategis baik Pemerintah maupun swasta di DKI Jakarta. Selanjutnya, tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV 2023 juga ditopang oleh tingginya pertumbuhan LU jasa keuangan yang mencapai 10,24% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,75% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan masih tingginya penyaluran kredit perbankan dan masih meningkatnya kinerja asuransi.

Adapun LU utama lainnya seperti LU perdagangan tumbuh sedikit lebih rendah menjadi sebesar 3,78% (yoy) pada triwulan IV 2023 dibandingkan triwulan sebelumnya (3,96% yoy). Perlambatan LU Perdagangan sejalan dengan perlambatan konsumsi rumah tangga yang juga tercermin dari melambatnya penjualan kendaraan roda empat. LU infokom juga tumbuh melambat dari 8,42% (yoy) menjadi 5,57% (yoy) pada triwulan IV 2023 sejalan dengan melambatnya konsumsi RT.

Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global. "Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan lebih inklusif," pungkasnya.(ers)


Redaktur : Sriyono
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top