Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim I PBB: Laporan IPCC Harus Jadi Lonceng Kematian Bagi Bahan Bakar Fosil

Percepatan Pemanasan Jadi Ancaman Bagi Kemanusiaan

Foto : istimewa

Valerie Masson-Delmotte

A   A   A   Pengaturan Font

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB menyatakan bahwa saat ini telah terjadi percepatan pemanasan global dan hal ini bisa jadi ancaman bahaya bagi kemanusiaan.

PARIS - Sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipublikasikan pada Senin (9/8) menyatakan bahwa percepatan pemanasan global akan menjadikan suhu rata-rata Bumi mencapai 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri sekitar tahun 2030. Tadinya target suhu rata-rata Bumi itu diperkirakan akan tercapai sekitar 2050.

"Percepatan pemanasan ini satu dekade lebih awal dari yang diproyeksikan sekitar tiga tahun lalu," demikian laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) yang berada dibawah naungan PBB.

Laporan IPCC itu dipublikasikan 90 hari sebelum terselenggaranya KTT iklim COP26 yang akan digelar pada November di Glasgow, Inggris. KTT ini bertujuan untuk mencari cara-cara yang dapat diambil setiap negara untuk mengendalikan pemanasan global.

Laporan IPCC juga menyoroti sikap pemerintah di dunia yang ragu-ragu dalam menghadapi semakin banyak bukti bahwa perubahan iklim adalah ancaman eksistensial.

Dengan peningkatan pemanasan sebesar 1,1 derajat Celsius saat ini saja, bencana cuaca yang mematikan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan diperparah oleh perubahan iklim, telah melanda dunia pada musim panas ini, mulai dari gelombang panas yang mencairkan aspal di Kanada, hingga badai hujan yang mengubah jalan-jalan kota di Tiongkok dan Jerman menjadi sungai, hingga kebakaran hutan yang tidak dapat dijinakkan yang melanda Yunani, California dan Siberia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top