Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Perang Semakin Panas! Bukan Ukraina, Tiongkok Beberkan Rusia Mulai Targetkan Negara Lain karena Ulah Amerika

Foto : Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin.

A   A   A   Pengaturan Font

Media resmi Pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa Rusia tak lagi hanya menargetkan Ukraina, tapi juga negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi kepada Moskow, khususnya Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Eropa adalah korban penting dari krisis Ukraina," ujar ekonom Tiongkok Wang Yiwei kepada Global Times.

Global Times menyebut bahwa AS telah menjadi target utama Rusia karena upayanya memandu aliansi Barat untuk menjatuhkan rentetan sanksi terhadap Moskow.

Wakil peneliti di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Yang Chengyu, juga mengatakan banyak harga komoditas di Eropa meningkat akibat krisis Ukraina.

Pasalnya, Wang mencatat bahwa negara-negara Eropa selama ini bergantung pada impor gandum dari Rusia dan Ukraina. Hal ini juga yang pada akhirnya memicu inflasi di Eropa baru-baru ini.

Tak hanya pangan, rentetan sanksi justru membawa Eropa dalam krisis ekonomi karena ketergantungan mereka pada energi Rusia. Uni Eropa diketahui mengimpor sekitar 40 persen dari total konsumsi gasnya dari Rusia.

"Para ahli menekankan bahwa meskipun hubungan tegang antara Eropa dan Rusia dipicu oleh perasaan tidak aman Eropa terhadap Rusia, hal itu juga diperparah oleh hasutan AS, karena hanya membayar lip service kepada UE bahwa itu akan membantu UE mengurangi ketergantungan energi pada Rusia," tulis media itu.

Dalam laporannya, Global Times pun memaparkan bagaimana Eropa telah menghadapi lonjakan inflasi pada komoditas energi dan pangan dalam beberapa bulan terakhir.

Wang bahkan meyakini bahwa krisis ekonomi dan inflasi di Eropa terjadi karena Rusia telah mengurangi aliran gas ke Eropa selama konflik Rusia-Ukraina. Para pemimpin Uni Eropa juga dilaporkan masih berupaya memblokir sebagian besar impor minyak Rusia dan mencari sumber energi lainnya.

Global Times menyebut bagaimana konfrontasi itu justru menempatkan Eropa pada situasi krisis energi yang lebih berbahaya.

Tak hanya itu, media itu bahkan menyebut bantuan gas alam cair oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden hanya untuk kepentingan AS sendiri. Biden sendiri berjanji untuk memberikan tambahan 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke Uni Eropa tahun ini. Namun jumlah ini hanya sekitar sepersepuluh dari gas yang sekarang didapat Uni Eropa dari Rusia.

Pada akhirnya, Yang menilai seruan AS untuk memberikan sanksi kepada Rusia, sebagian didorong oleh niatnya untuk mencari keuntungan, termasuk meningkatkan ekspor produk LNG dan minyak AS ke Eropa.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top