Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Konflik

Perang Perburuk Efek Perubahan Iklim

Foto : AFP/LUIS ACOSTA

John Kerry

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Perang di Ukraina memperburuk efek menyakitkan dari perubahan iklim, menyebabkan tidak hanya kerusakan parah di Ukraina, tetapi juga tekanan di lingkaran yang lebih luas yang mencakup Afrika dan Asia selatan. Hal itu disampaikan oleh John Kerry, utusan khusus presiden Amerika Serikat (AS) untuk urusan iklim.

"Perang adalah pengganda ancaman perubahan iklim," kata Kerry dalam sebuah sesi wawancara pada Rabu (21/6). "Ketika jutaan orang terpaksa pindah untuk bertahan hidup, baik di Suriah, Sudan atau Ukraina, hal itu menyebabkan ketidakstabilan yang sangat besar," imbuh dia.

Kerry juga menambahkan bahwa seperti halnya perubahan iklim, perang berdampak signifikan terhadap strategi, kesehatan dan ketahanan pangan, serta energi global. "Itu adalah kelompok ancaman nyata yang cukup besar yang sudah kami lihat dimainkan dengan cara tertentu di seluruh dunia," ucap Kerry.

Di Ukraina, kata Kerry, tentara Russia telah menunjukkan tidak ada pengekangan apapun sehubungan dengan kehidupan manusia sipil dan konsekuensi dari penggunaan jenis senjata tertentu atau memotong pasokan tertentu atau mendominasi fasilitas tertentu.

"Penghancuran bendungan Kakhovka di Ukraina selatan bulan ini, dengan banjir intensif yang ditimbulkannya, telah membuat orang mengungsi dengan cara yang mirip dengan banjir di Pakistan, dan berdampak besar pada kesehatan dan kemampuan orang untuk bergerak, untuk mempertahankan operasional rumah sakit," kata dia.

Kerry pun memaparkan bahwa perang dan perubahan iklim memaksa banyak orang untuk pindah, karena mereka merasa tidak bisa hidup di mana mereka berada, dan mereka bersedia memperjuangkan akses ke tempat di mana mereka bisa hidup.

Dunia harus bergerak lebih cepat untuk mengurangi emisi karbon, kata Kerry, meskipun dia mencatat bahwa Tiongkok dan India, yang bersama-sama menghasilkan hampir 40 persen emisi karbon global saat ini, kini bergerak cepat menuju energi terbarukan.

Manfaat Timbal Balik

Kerry juga membela Undang-Undang Pengurangan Inflasi Amerika, yang oleh banyak orang Eropa dianggap sebagai serangkaian subsidi yang tidak adil untuk memikat industri Eropa, sebagai langkah penting menuju kebijakan iklim yang lebih baik di AS, salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia.

"Kami melakukan segala daya kami untuk menjadi aktor yang baik di panggung global dan mencapai pengurangan hingga 50 persen, dan itu mengharuskan kami untuk menggairahkan teknologi tertentu di rumah," kata Kerry. "Dan kami mendorong orang lain untuk melakukan hal yang persis sama," imbuh dia. SB/ST/NYTimes/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top