Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peringatan Hari Ibu | Peran Ibu Sangat Penting dalam Memberi Semangat Nasionalisme

Peran Ibu dalam Mendidik Anak Tak Bisa Digantikan Teknologi

Foto : ISTIMEWA

Ke­tua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peranan ibu dalam mendidik anak tidak dapat digantikan oleh kemajuan teknologi seperti pada era digital saat ini. Mesti demikian, para orang tua, terutama ibu, harus terus meningkatkan kapasitasnya dalam pengasuhan anak agar kompatibel dengan kebutuhan terkini.

"Di era industri 4.0 yang diwarnai oleh kecerdasan buatan, era superkomputer, inovasi, dan perubahan cepat, tetap tak dapat mengganti peran ibu mendidik anak," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Para ibu, lanjut dia, harus memastikan stimulasi tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Dalam pengasuhan, selain ibu, KPAI juga meminta ayah untuk berperan aktif. "Karena ayah yang hebat dalam pengasuhan anak turut menentukan perkembangan generasi. Tugas utama orang tua, termasuk ibu, adalah bagaimana memenuhi hak dasar anak, merawat, membimbing, mendidik, dan melatih anak agar tahapan demi tahapan perkembangan anak terbimbing secara optimal," papar dia.

Dalam peringatan Hari Ibu, KPAI turut menghargai dan mengapresiasi para ibu di berbagai daerah, dengan kondisi keterbatasan ekonominya, serius mengasuh anak hingga berpendidikan tinggi. "Ini sangat banyak sekali jumlahnya. Meski profesinya sebagai petani tradisional, buruh, bahkan sebagai asisten rumah tangga, dengan pendapatan pas-pasan tapi masih banyak di antara mereka fokus pada keunggulan anaknya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin demi menggapai cita-cita anak," kata dia.

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan peringatan Hari Ibu di Indonesia yang jatuh pada 22 Desember berbeda dengan di luar negeri. "Hari Ibu di Indonesia bukan Mothers Day seperti di luar negeri, tetapi peringatan akan perjuangan perempuan," ujarnya.

Dia menjelaskan peringatan Hari Ibu bukan sekadar memperingati ibu sebagai pendidik pertama dan utama, akan tetapi seharusnya peringatan Hari Ibu untuk mengevaluasi apa yang perempuan perjuangkan untuk kemajuan perempuan, untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan.Termasuk salah satunya, mengevaluasi hak perempuan yang belum terpenuhi.

Sejarah peringatan Hari Ibu sendiri dimulai pada kongres ketiga Kowani pada 1938, yang menetapkan hari lahirnya Kowani sebagai Hari Ibu, yang kemudian ditetapkan dalam keputusan presiden pada 1959.

Semangat Naionalisme

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu melalui video yang diputar pada acara Peringatan Hari Ibu ke-90 di Bukittinggi Sumatera Barat, Sabtu. "Untuk para ibu dan perempuan yang luar biasa, saya ucapkan selamat merayakan Hari Ibu tanggal 22 Desember," kata Jokowi.

Presiden mengatakan peran para ibu dan perempuan sangat penting dalam memberikan semangat nasionalisme, serta memperjuangkan keadilan bagi perempuan dan bangsa yang terus-menerus mengingatkan persatuan dan kebinekaan Indonesia.

Sedianya Presiden Jokowi diagendakan menghadiri acara puncak Peringatan Hari Ibu ke-90 di Bukittinggi, namun Presiden batal hadir.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengingatkan segenap masyarakat untuk memperkuat ketahanan keluarga dalam memberikan perlindungan perempuan.

"Diperlukan keseriusan melalui berbagai cara untuk mencegah kekerasan dan diskriminasi. Peran keluarga menjadi salah satu yang diharapkan dapat menjadi bagian utama atau pilar untuk mencegah terjadinya kekerasan melalui penanaman nilai-nilai, karakter, dan budi pekerti," kata Yohana.

Dalam kesempatan itu, Yohana selain mendorong para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan, dan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.ang/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top