Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 20 Sep 2021, 07:09 WIB

Peran Bank dalam Penyaluran Bansos

Seorang pekerja menunjukkan kartu ATM dan uang saat menerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) di halaman PT Perusahaan Industri Ceres, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021).

Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj

Untuk mengoptimalkan penerimaan masyarakat atas berbagai bantuan sosial (bansos), tak dapat dipungkiri peran bank sangat menentukan. Pemerintah tidak mungkin dapat menyalurkan bantuan tunai secara lebih cepat tanpa bantuan bank.

Maka dari itu, harus diakui, peran bank dalam menyalurkan berbagai bantuan tunai dari pemerintah sangat vital. Di dalam masa pandemi pemerintah memang memberi berbagai bentuk bantuan tunai kepada masyarakat.

Pada kesempatan ini, bank diminta membantu sepenuhnya menyalurkan bantuan. Bahkan pemerintah minta untuk bank-bank negara yang tergabung dalam Himbara, tidak memungut biasa sepeser pun. Ini khususnya untuk penyaluran bantuan subsidi upah (BSU). Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, telah mendesak Himbara tidak memungut biaya apa pun atas penyaluran BSU. "Ini biar 100 persen BSU diterima masyarakat pekerja," tandasnya.

Memang sudah sewajarnya di masa sulit seperti sekarang, bank tidak memungut biaya untuk penyaluran bantuan sosial. Hitung-hitung ini sebagai "mengembalikan" keuntungan besar yang telah mereka terima bertahun-tahun kepada rakyat.

Seperti diketahui bank-bank setiap tahun sebelum pandemi bisa meraup kentungan puluhan triliun rupiah. Contoh, BRI walau dikatakan turun 45 persen lebih, keuntungannya masih 18,65 triliun rupiah untuk tahun lalu. Keuntungan Bank Mandiri, walau diklaim turun 38 persen, toh masih mengeruk 17 triliun rupiah lebih.

Jadi, masuk akal bila Menaker Ida Fauziyah minta Himbara tak memungut sepeser pun saat menyalurkan BSU. Sedangkan Menteri Sosial Tri Rismaharini minta Himbara di Kalimantan Selatan agar mau mendekatkan layanan kepada penerima manfaat bantuan sosial. Bank diminta mengambil inisiatif untuk jemput bola ke lokasi terdekat dari domisili penerima manfaat, agar bantuan segera bisa diterima.

Masuk akal alasan Risma karena bila penerima harus datang ke kota, barangkali bantuan yang diterima warga akan habis untuk ongkos dan jajan, sehingga sampai rumah tidak membawa apa-apa. "Saya minta bank Himbara untuk mendekatkan layanan ke keluarga penerima manfaat. Karena kalau harus datang ke kota bisa habis bantuannya untuk biaya transpot. Kasihan KPM-nya," kata Mensos.

Bank-bank dalam Himbara memang harus bekerja sedikit esktra, walau tidak dibayar, karena untuk BSU, misalnya, diharapkan agar penyalurannya rampung Oktober. Maka, untuk mempercepat, Ida minta bank mau jemput bola juga dalam aktivasi rekening.

Total BSU telah disalurkan kepada 4,6 juta lebih pekerja. Himbara sendiri telah menyalurkan kepada 2,3 juta pekerja yang memiliki rekening Himbara. Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rohan Hafas, mengatakan Himbara sudah menyalurkan bansos sesuai dengan ketentuan.

Rohan menjelaskan, Himbara sudah menyalurkan bansos sejak 2017. Dia klaim seluruhnya disalurkan 100 persen. Hanya, dia mengungkapkan bahwa data yang tidak lengkap sering membuat bank tidak dapat menyalurkan bansos 100 persen. Sedang Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan, tidak ada keinginan bank-bank BUMN menghambat penyaluran bansos.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.