Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dialek Daerah

Penyusunan Kamus Cegah Kepunahan Bahasa Daerah

Foto : istimewa

Ambil Data I Proses pengambilan data dalam rangka penyusunan Kamus Bahasa Enggano oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penyusunan kamus jadi salah satu cara mencegah kepunahan bahasa daerah. Hal ini dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu untuk merevitalisasi bahasa Enggano.

Kepala Kantor Bahas Provinsi Bengkulu, Yanti Riswara, menerangkan, saat ini bahasa Enggano dituturkan oleh sekitar 1.500 warga suku Enggano. Mereka tinggal di pulau Enggano, Samudera Hindia. Jaraknya dari ibu kota provinsi 156 km.

"Penutur bahasa Enggano terus menurun dari waktu ke waktu karena jumlah penuturnya berkurang," ujarnya dalam keterangannya kepada media, di Jakarta, Jumat (15/10). Yanti mengatakan, penelitian tentang bahasa Enggano nyaris belum pernah dilakukan. Untuk itu, bahasa Enggano menjadi sasaran kegiatan pengumpulan kosa kata dan penyusunan kamus.

"Diharap Kamus Bahasa Enggano dapat menjadi rujukan pengguna dan pembelajar bahasa Enggano. Di samping itu, juga diharapkan dapat menjadi rujukan penelitian-penelitian selanjutnya," jelasnya.

Yanti menuturkan, tim Penyusunan Kamus Bahasa Enggano telah mendapatkan 1.600 lema dan sublema bahasa Enggano. Hasil tersebut sudah ditranskripsikan dari hasil rekaman wawancara dengan informan.

Dia melanjutkan, hasil transkripsi, dideskripsikan maknanya, dan dianalisis secara leksikografi dengan melibatkan pakar kamus dari Badan Bahasa. Setelah itu, ada loka karya dengan melibatkan para pemimpin adat suku Enggano, pemerintah darah provinsi dan kabupaten. Juga akademisi, sastrawan, budayawan, pemerhati, dan penutur bahasa Enggano sendiri sebelum dicetak menjadi sebuah kamus.

"Pengumpulan data kamus ini telah berlangsung tanggal 23 Maret sampai 8 April 2021," katanya. Yanti menyebut, kendala dalam pelaksanaan kegiatan adalah jaraknya yang cukup jauh dan akses yang masih sulit. Proses komunikasi melalui telepon juga tidak lancar karena sinyal buruk. "Sehingga proses verifikasi data harus dilakukan datang kembali ke pulau Enggano," tandasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top