Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Produksi

Penyuluhan Pertanian Butuh Dukungan Anggaran

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penyuluhan pertanian dinilai perlu mendapatkan dukungan pembiayaan negara dari anggaran sektor pendidikan. Sebab, penyuluhan pertanian merupakan pendidikan nonformal.

Guru Besar Universitas Lampung (Unila), Bustanul Arifin menyatakan penyuluhan diselenggarakan untuk mencerdaskan kehidupan pelaku utama baik petani, nelayan, pekebun, dan peternak, yang merupakan kewajiban dari pemerintah sekaligus hak warga negara. "Keberadaan kelembagaan penyuluhan menjadi pembangkit semangat bagi petani, peternak, nelayan, pekebun sebagai pelaku utama dan pelaku usaha," ujarnya saat bedah buku "Penyuluhan Pertanian Masa Depan" di Jakarta, Jumat (2/6).

Menurut dia, saat ini penyuluh pertanian di daerah-daerah tidak memiliki wadah atau kelembagaan tersendiri setelah dihapuskannya Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) dan Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh). Kondisi tersebut, lanjutnya, menjadikan penyuluh ditarik sebagai tenaga-tenaga pada dinas-dinas yang ada di daerah, sehingga status mereka sebagai pegawai pemda atau aparatur sipil negara (ASN) eselon 4 atau 5.

"Artinya, mereka bukan siapa-siapa, sehingga apresiasi terhadap penyuluh tidak ada yang akhirnya berdampak pada pekerjaan utama mereka," ujar pengajar Pascasarjana IPB University itu.

Bustanul menyatakan 60 persen yang dikerjakan penyuluh bukan memberi penyuluhan, tapi justru pekerjaan administrasi di luar kepenyuluhan dan bahkan mengikuti berbagai macam tim proyek agar mendapatkan tambahan penghasilan. Akhirnya, pekerjaan administrasi tersebut menumpuk. Setiap bulan harus membuat laporan hingga sembilan laporan, sehingga pekerjaan utama sebagai penyuluh tak terurus," katanya.

Saat ini, lanjutnya, anggaran untuk program penyuluhan sangat kecil dibandingkan produk domestik bruto (PDB) secara nasional dan hal itu sangat berbeda sekali dengan Filipina dan Tiongkok yang maju sektor pertaniannya, karena anggaran untuk riset dan penyuluhan cukup besar. Karena itu, menurut Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) itu, anggaran untuk program penyuluhan bisa diambilkan dari alokasi sektor pendidikan yang sangat tinggi atau 20 persen dari APBN.

Pendamping Petani

Senada dengan itu, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Siti Munifah menyatakan apapun programnya, penyuluhan atau SDM penyuluh adalah penggerak dan pendamping petani.

"Penyuluhan untuk mencerdaskan pelaku utama dalam hal ini petani. Kalau digunakan untuk mencerdaskan pelaku utama, berarti pendamping dan penyuluh penting karena petani dalam proses perjalan, ilmu perlu," ujarnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top