Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan

Penyerapan Produk Pangan Lokal Tidak Harus Menunggu Ancaman Krisis Global

Foto : Sumber: BPS – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan berupaya mengoptimalkan penyerapan pangan produksi dalam negeri guna mencegah dampak gejolak geopolitik global ke perekonomian Indonesia terutama di sektor pangan.

Menanggapi upaya tersebut, pakar pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Surabaya, Zainal Abidin, mengapresiasi niat Bapanas dalam meningkatkan penyerapan pangan produksi dalam negeri guna mencegah dampak gejolak geopolitik global merambah ke perekonomian Indonesia terutama di bidang pangan.

Menurut Zainal, mengutamakan penyerapan produk pangan lokal tidak harus menunggu ancaman krisis global.

"Sebagai negara agraris, kita mempunyai keunggulan komparatif di bidang pangan yang seharusnya bisa mandiri jika selalu mendapat dukungan pemerintah. Penyerapan produk pertanian lokal seharusnya dilakukan sejak dahulu, sekarang, dan di masa depan, tidak harus menunggu ada krisis," kata Zainal.

Dia mengatakan negara maju dan besar sekalipun tidak ada yang mengabaikan produksi pangannya, pasti mereka selalu dukung.

"Apalagi disinyalir ada upaya-upaya membuat kita jatuh dalam middle income trap, salah satunya dengan cara kita tetap bergantung pada impor pangan. Maka tidak ada jalan lain, mutlak harus ada ketahanan dan kemandirian pangan. Subtitusi impor harus dilakukan," katanya.

Cadangan Pemerintah

Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan tidak ada yang menyangka Iran menyerang Israel, begitu juga konflik Russia dengan Ukraina yang berjalan lama.

Jadi, solusinya adalah kita perlu cadangan pemerintah, perlu menyiapkan pascapanen," kata Arief.

Bapanas, kata Arief, juga menyatakan impor komoditas jagung disetop untuk menyerap hasil produksi dalam negeri. Dengan menghentikan impor jagung, diharapkan kebutuhan pakan bagi peternak, khususnya peternak mandiri, dapat dipenuhi dari hasil panen petani lokal.

"Jagung beberapa bulan lalu diperlukan impor? Diperlukan. Kami nggak malu-malu kita bilang perlu. Tapi begitu panen, sekarang impor jagungnya setop. Kita harus punya cadangan supaya petani, peternak ayam telur segala macam itu, masih tetap mau berternak dan bertani," kata Arief.

Dia juga berharap agar pemerintah daerah dapat memanfaatkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dan insentif fiskal dari pemerintah pusat yang disalurkan ke daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan, salah satunya dengan kerja sama antardaerah (KAD).

"Jadi, dana itu bisa dipakai oleh pemerintah daerah, kerja sama antardaerah itu menjadi penting," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan bahwa pemerintah selalu menyiapkan skenario untuk meredam dampak gejolak geopolitik global ke perekonomian Indonesia, terutama bagi sektor riil.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top