Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hewan Berkualitas

Penyelundup Bahan Genetik Sapi Wagyu Ditangkap

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Polisi Jepang telah menangkap seorang pria yang mencoba menyelundupkan bahan genetik sapi Wagyu Jepang ke Tiongkok. Polisi menggeledah rumah milik seorang pria berusia 60 tahun-an di Osaka, setelah tahun lalu dia berusaha mengekspor telur dan sperma sapi Wagyu yang telah dibuahi ke Tiongkok.

Surat kabar Yomiuri melaporkan, pada Juli 2018, pria yang tidak disebutkan namanya itu telah membawa kotak logam berisi nitrogen cair dengan ratusan sampel telur dan sperma beku, menggunakan feri dari Osaka ke Shanghai. Dia dihentikan oleh bea cukai Tiongkok karena belum memiliki izin lolos inspeksi karantina sebelum meninggalkan Jepang.

Penyelidikan dimulai setelah pria itu kembali ke Osaka, dan mengajukan permohonan dokumen sesuai yang diminta pihak bea cukai Jepang. Pihak berwenang kemudian menuduh pria itu melanggar Undang-Undang Pengendalian Penyakit Menular Hewan Domestik, dengan hukuman maksimum hingga tiga tahun penjara, atau denda satu juta yen.

Pria itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia tidak tahu bahwa membawa bahan genetik ke luar negeri adalah tindakan ilegal. Dia mengatakan hanya diminta oleh seorang kenalan untuk mengirimkan barang tersebut ke seseorang yang akan menemuinya di Shanghai.

Seorang pejabat Kementerian Pertanian di Tokyo mengatakan kepada South China Morning Post, undang-undang itu pertama kali diterapkan pada kasus itu atas upaya mengambil materi genetik secara ilegal dari Jepang.

"Bibit sapi yang dikenal sebagai Wagyu adalah kekhasan Jepang, kita perlu melindungi sumber daya genetik kita, dan menyimpannya di Jepang," kata pejabat yang menolak disebutkan namanya itu.

Tokyo khawatir jika bahan-bahan itu digunakan untuk membiakkan sapi wagyu di Tiongkok, maka negara itu akan memiliki industri Wagyu dan dapat menjual produk tersebut di seluruh dunia, dengan nama Wagyu.

"Sangat mungkin bahwa mereka akan mulai mengekspor ke Jepang karena biaya tenaga kerja mereka lebih rendah dan mereka bisa beternak dalam skala yang sangat besar, untuk membuat produk daging sapi mereka jauh lebih murah. Dan kita juga harus khawatir tentang kualitas setiap Wagyu yang dibesarkan di negara lain karena kualitas dagingnya buruk sehingga dapat merusak reputasi semua daging sapi Wagyu," tambahnya.

Permintaan Wagyu atau yang dikenal sebagai "Rolls-Royce"-nya daging sapi telah melonjak. Produsen Jepang telah melaporkan kenaikan ekspor tajam yang telah mengangkat harga daging wagyu ke rekor tertinggi. Pada 2018, ekspor daging sapi Jepang melampaui 20 miliar yen atau hampir dua kali lipat dari ekspor pada 2015. Pemerintah Jepang telah menetapkan target ambisius sebesar 25 miliar yen dalam ekspor komoditas itu pada 2020, sebagai upaya untuk mencatat target ekspor senilai satu triliun yen di bidang pertanian, perikanan, dan makanan.

Salah satu pasar ekspor terbesar untuk daging sapi Jepang adalah Hong Kong. Restoran-restoran Hong Kong lebih suka dengan daging sapi yang memiliki reputasi meleleh di mulut.

"Kunci untuk steak yang sempurna, adalah sebaran lemak yang sempurna, intramuskuler yang membuat tekstur Wagyu lebih empuk dan berharga tinggi," kata para pencinta steak.

Rata-rata satu porsi kecil steak di restoran teppanyaki di Jepang berharga 8.000 yen, naik secara dramatis dari nilai aslinya. Daging Wagyu Jepang berasal dari salah satu dari empat ras sapi domestik yang unik, yakni Japanese Black, Japanese Brown, Japanese Shorthorn dan Japanese Polled. Sapi belum dewasa didaftarkan sebagai peranakan, dan sekitar 400.000 peranakan yang paling umum dari empat lainnya, Japanese Black, dilahirkan setiap tahun. Sapi-sapi itu dipelihara selama 900 hari, atau 10 bulan lebih lama dari kebanyakan sapi potong.

"Kami harus melindungi industri kami dan kami tidak akan mengekspor bahan genetik yang memungkinkan negara lain memproduksi Wagyu," kata direktur Divisi Peternakan Prefektur Kagoshima, Kazuhiro Tanaka, yang menjadi sentra sapi Wagyu terbesar.

SB/SCMP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top