Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cryptosporidiosis

Penyakit Diare yang Dipicu dari Wahana Bermain Air

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Wabah cryptosporidiosis, penyakit diare yang berhubungan dengan berenang terus meningkat, menurut sebuah laporan terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Laporan CDC dari 2009 hingga 2017 ada hampir 450 wabah kripto (kependekan dari cryptosporidiosis) dilaporkan di AS, yang mengakibatkan lebih dari 7.400 penyakit bawaan. Terlebih lagi, wabah penyakit yang disebabkan parasit Cryptosporidium tercatat meningkat 13 persen pertahun, selama delapan tahun periode studi ini berlangsung. Parasit cryptosporidium diketahui dapat menyebabkan diare akut dan penyakit itu dapat bertahan hingga tiga minggu lamanya.

Menurut CDC, keberadaan parasit ini menjadi penyebab utama wabah ini berkembang luas, karena mereka diketahui telah tersebar diberbagai wahana rekreasi kolam renang umum dan danau. Orang bisa terinfeksi parasit ini setelah menelan air yang terkontaminasi. Di antara 444 wabah kripto yang dilaporkan dari 2009 hingga 2017, 35 persen terkait dengan paparan ke kolam renang.

Meskipun kolam renang menjadi sumber umum wabah kripto, para peneliti rupanya juga menyadari bawah pesebaran wabah ini bisa terjadi begitu kompleks. Radhika Gharpure, Ketua Peneliti Pencegahan Penyakit dan Pencegahan Penyakit Air CDC, menjelasan jumlah kasus kripto tahunan yang terus meningkat diduga ada kombinasi faktor yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan wabah.

"Dan nyatanya, sumber utama wabah kripto lainnya terjadi melalui paparan ternak sebesar 15 persen, pusat penitipan anak 13 persen, dan paparan makanan yang terkontaminasi, terutama susu mentah atau sari apel sekitar 5 persen," terang Radhika.

Pola pesebaran parasit cryptosporidium dapat terjadi dari orang ke orang melalui menyentuh bagian yang terinfeksi. Dan risiko ini semakin besar dialami anak-anak karena mereka tidak memiliki kesadaran akan kebersihan diri yang baik, sehingga besar kemungkinan dapat memicu pesebaran wabah yang lebih besar.

Karakteristik dari organisme parasit ini memiliki kulit luar yang melindungi tubuhnya, sehingga memungkinkan mereka dapat bertahan hidup bahkan dalam air yang diklorinasi hingga 10 hari atau lebih.

Sekadar informasi, kebanyakan parasit yang dapat menginfeksi seperti Giardia dan E coli, tidak dapat bertahan lebih dari satu jam di kolam dengan kadar klorin normal, menurut CDC. Tapi parasit cryptosporidium ternyata lebih kuat, mereka dapat bertahan lebih dari 10 hari dalam air, bahkan yang telah mengandung klorin sekalipun.

Sejauh ini parasit cryptosporidium dapat dibunuh dengan meningkatkan konsentrasi klorin atau hiperklorinasi di kolam yang terinfeksi selama 8 hingga 28 jam lamanya.

Dan dalam waktu-waktu hiperklorinasi pun menurut CDC berbahaya bagi orang. Pasalnya, ketika kadar klorin dalam kolam terlalu tinggi, tingkat toksik gas dapat diproduksi. Orang yang menghirup gas ini dapat mengalami masalah muntah dan pernapasan, menurut laporan CDC.

Langkah yang sejauh ini bisa dilakukan hanyalah pencegahan, di samping CDC sedang mengembangkan sistem pelacakan berbasis DNA yang disebut CryptoNet. "Yang akan membantu peneliti melacak lebih baik bagaimana cryptosporidium menyebar dan membantu mendeteksi wabah," terang Radhika. ima/R-1

Minim Kesadaran

Wabah cryptosporidiosis pada 1993 juga telah menjadi catatan kelam dunia kesehatan AS, di mana di wilayah Milwaukee, wabah tersebut menyebar luas melalui air yang membuat lebih dari 400.000 orang sakit disebabkan air minum.

Alhasil ancaman wabah ini membuat penduduk kota terpaksa merebus air selama seminggu lamanya untuk memastikan parasit cryptosporidium tidak ada di air minum mereka. Bahkan berdasarkan catatan kasus itu, 69 orang, 93 persen pasien AIDS yang imunitasnya lemah atau immunocompromised meninggal.

Kasus lama itu kini kembali menyerang, namun dengan pola paparan yang berbeda yaitu menyerang wahana kolam renang umum. Menurut John Flaherty, ahli penyakit menular, mengungkapkan dirinya cukup meragukan kesadaran masyarakat terhadap penyakit yang disebabkan parasit cryptosporidium.

"Beberapa tahun yang lalu ketika saya tinggal di tempat dengan taman air dan ada tanda yang mengatakan, 'Jika Anda memiliki cryptosporidiosis' jangan gunakan kolam renang, saya ragu apakah kebanyakan orang bahkan akan tahu apa itu cryptosporidiosis," terang Flaherty.

Kebanyakan orang yang terinfeksi, lanjut Flaherty, mengalami diare encer selama beberapa hari pasti kebanyakan akan berpikir mereka mengalami keracunan makanan. "Banyak yang tidak pernah didiagnosis sebelumnya, dan sebagian dari peningkatan kasus yang dilaporkan saat ini diperoleh dari pelacakan wabah," sambungnya.

Kurangnya kesadaran dari ancaman parasit cryptosporidium menurut Flaherty yang juga profesor kedokteran di Sekolah Kedokteran Feinberg University Northwestern bisa menjadi kunci menangani wabah tersebut.

Dalam sebuah survei baru-baru ini mengeksplorasi kebiasaan masyarakat kolam renang Amerika, yang disusun oleh Dewan Kualitas dan Kesehatan Air, menjelaskan 24 persen responden mengatakan mereka akan berenang di kolam dalam waktu satu jam setelah diare, dan 48 persen melaporkan bahwa mereka tidak pernah mandi sebelum berenang.

"Jadi ayolah sadari kebersihan diri Anda, dan jangan biarkan pesebaran paparan cryptosporidium terjadi melalui tubuh Anda. Parasit ini bisa ada pada kulit Anda jika Anda mengalami diare, dan seorang anak dengan popok yang mengalami diare pasti dapat mencemari air kolam. Jadi jika anak Anda mengalami diare, jangan bawa mereka ke kolam renang. Dan jika Anda mengalami diare, jangan pergi ke kolam renang, karena itu adalah risiko," tandas Flaherty.

Pengetahuan dasar ini sebenarnya juga sudah menjadi rekomendasi dari CDC, yang menghimbau agar masyarakat dapat berperan aktif dalam menangani masalah kesehatan ini dengan tidak berenang atau menggunakan penitipan anak jika mereka sedang menderita diare.

Mereka yang diare tidak diperbolehkan berenang dua minggu setelah gejala mereka sembuh. Kalaupun tidak ada gejala risiko paparan parasit, Anda juga diwajibkan tidak menelan air sambil berenang dan mencuci tangan sesering mungkin, termasuk setelah menggunakan toilet, mengganti popok, merawat seseorang yang diare atau aktif berhadapan dengan hewan. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top