Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Neraca Pembayaran - Defisit Transaksi Berjalan pada 2018 Diprediksi Tembus Level 3,0% terhadap PDB

Penurunan CAD Jadi Fokus Utama

Foto : ANTARA/Galih Pradipta

Mirza Adityaswara

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia berkomitmen terus melaksanakan pembangunan meski tengah mengalami defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus diupayakan penurunannya, antara lain melalui peningkatan jumlah investasi asing, ekspor nonkomoditas, dan kunjungan wisatawan mancanegara.

"Indonesia harus terus membangun, misalnya di sektor infrastruktur. Bagaimana dengan defisit transaksi berjalan, itu akan kita atasi," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, ketika bersama Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, berbicara dalam pertemuan analis di Tokyo, Jepang, Kamis (31/1).

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2018 menyentuh di atas 3,0 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), sementara pada tahun ini diperkirakan sekitar 2,5 persen. Mirza menjelaskan pada periode 2000-2010 Indonesia sempat mengalami surplus transaksi neraca berjalan seiring dengan membaiknya harga komoditas.

Namun, kini dengan giatnya pelaksanaan pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur, serta turunnya harga komoditas dunia, transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit. Karena itu, katanya, Indonesia menyusun strategi untuk mengatasi defisit tersebut antara lain dengan membuat iklim investasi menarik, mendiversifikasi ekspor nonkomoditas dengan mengeluarkan regulasi dan memberikan insentif bagi investor dan eksportir.

Selain itu, mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara antara lain dengan menetapkan 10 destinasi wisata baru yang dikenal dengan "Bali Baru". Ditargetkan pada 2024, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 25 juta orang dengan nilai devisa 28,5 miliar dolar AS, dan target pada tahun ini 20 juta orang dengan nilai devisa 17,6 miliar dolar AS.

Sementara itu, Suahasil mengatakan Indonesia terus melakukan reformasi struktural antara lain dengan melaksanakan pembangunan infrastruktur, menerapkan efisiensi, dan memberikan insentif fiskal, terutama untuk industri hulu, berupa tax holiday.

"Capital Inflow"

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiiyo, memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2018 (Q4) akan surplus lima miliar dollar AS. Perry menuturkan, masuknya modal asing (capital inflow) pada triwulan terakhir tahun lalu, membantu kinerja neraca transaksi modal dan finansial lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Q4 defisitnya kita prediksi di atas delapan miliar dollar AS, sedangkan neraca modal 12 miliar dollar AS. Jadi surplus di atas lima miliar dollar AS," ujar Perry. Pada triwulan III-2018 sendiri, neraca pembayaran tercatat mengalami defisit 4,4 miliar dollar AS.

Saat itu, defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) mencapai 8,8 miliar dollar AS atau 3,37 persen dari PDB, sedangkan neraca transaksi modal dan finansial hanya tercatat 4,2 miliar dollar AS. Bank sentral sendiri memprediksi defisit transaksi berjalan sepanjang 2018 akan berada sekitar tiga persen dari produk domestik bruto (PDB).

Meskipun CAD cukup tinggi, dia menilai impor saat ini masih didominasi barang modal dan bahan baku, akan melahirkan kegiatan ekonomi produktif jangka panjang. "Impor kita cukup produktif yaitu modal kerja, barang modal, bahan baku, dan sebagainya," ujar Perry.

Baca Juga :
Cabai Mahal

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top