Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transmisi Kebijakan BI|Kondisi Industri Perbankan saat Pandemi Lebih Baik Ketimbang saat Krisis 1998

Penurunan Bunga Kredit Bank Lamban

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Selama Juli 2019–Juli 2020, BI pangkas bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps) menjadi 4,00 persen, sementara bunga kredit perbankan hanya turun 74 bps menjadi 9,99 persen.

JAKARTA - Agresivitas Bank Indonesia (BI) memperlonggar bunga acuan ternyata belum mampu ditransmisikan secara cepat oleh perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit. Alhasil, penurunan bunga kredit perbankan berjalan lambat.

Ekonom Senior, Aviliani, menilai lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan dan penyaluran kredit pada masa pandemi Covid-19 seperti ini seharusnya tidak dapat dipaksakan. "Saat restrukturisasi usaha mereka (UMKM) belum maju, gimana mereka dikasih kredit? Kalau dipaksakan, mungkin dalam waktu satu atau dua tahun lagi terjadi kredit macet," ujar Aviliani kepada Koran Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurutnya, pemerintah saat ini tidak seharusnya memaksakan perbankan memacu penyaluran kredit. Namun, harus dipikirkan adalah perhitungan waktu belanja yang tepat waktu untuk meningkatkan permintaan.

Dia menambahkan percepatan belanja pemerintah baik pusat maupun daerah akan menciptakan demand side (permintaan) sehingga akan memacu penyaluran kredit. "Kita tidak perlu memaksakan mereka (sektor riil) dapat kredit, tapi bagaimana belanja pemerintah dapat tepat waktu. Misalnya, sekarang belanja kesehatan baru 1 persen, BLT (bantuan langsung tunai) dan bansos belum tepat sasaran. Belanja APBD dipercepat, menimbulkan demand, dan ruang kredit ada," pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menilai penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) hingga mencapai 175 basis poin (bps) menjadi 4,00 persen belum mampu diimbangi penurunan suku bunga kredit perbankan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Djati Waluyo, Antara

Komentar

Komentar
()

Top