Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Publik

Penumpang MRT Wajib Miliki STRP

Foto : ANTARA/Galih Pradipta

Penumpang di dalam kereta MRT di Jakarta, beberapa waktu lalu. PT MRT Jakarta mulai hari ini, Senin (12/7) mewajibkan semua penumpang melengkapi dokumen STRP.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT MRT Jakarta Perseroda mewajibkan penumpang harus membawa dokumen perjalanan, termasuk Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) mulai Senin (12/7) untuk mendukung penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Plt Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (11/7), mengatakan mulai Senin, 12 Juli hingga 20 Juli, perjalanan menggunakan MRT Jakarta hanya diperbolehkan bagi pelaku perkantoran sektor esensial dan kritikal.
"Masyarakat yang akan melakukan mobilitas menggunakan MRT Jakarta wajib membawa dan menunjukkan salah satu dari dokumen perjalanan," kata Ahmad.
Ahmad menjelaskan bahwa dokumen perjalanan yang wajib dibawa dan ditunjukkan antara lain STRP atau surat keterangan lainnya dari pemerintah daerah (Pemda) setempat.
Selain itu, dokumen yang dapat diterima bisa berupa surat tugas yang berstempel/cap basah dan ditandatangani oleh pejabat minimal eselon II (untuk pemerintahan) atau pimpinan perusahaan (bagi sektor esensial dan kritikal).
"Nantinya, setiap petugas di tiap stasiun akan melakukan pemeriksaan dokumen tersebut sebagai persyaratan yang wajib dibawa oleh penumpang sebelum melakukan perjalanan," kata Ahmad.
Ada pun pemberlakuan kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Perhubungan No.50 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 42 tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Perkeretaapian Pada Masa Pandemi Covid-19.
Kebijakan ini diharapkan mampu menekan mobilitas masyarakat untuk keluar-masuk Jakarta melalui transportasi publik dalam masa PPKM Darurat.

Penggunaan Masker
Sebelumnya, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Suharti mengungkapkan, masih banyak warga Jakarta yang mengabaikan pentingnya penggunaan masker. "Data dari UNICEF menyebutkan angka pemakaian masker di Jakarta menurun, hanya tinggal 20 persen," katanya dalam webinar bertajuk "Maskerku Menjagamu, Maskerku Menjagaku" yang diselenggarakan Biro Kerja Sama Daerah Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Gerakan Pakai Masker (GPM) di Jakarta pada Jumat (9/7). Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top